Hobi Berkelahi sejak Kecil, Berdarah-darah Wujudkan Mimpi

Aminuddin, Petarung MMA asal Kotawaringin Barat

Aminuddin Petarung MMA asal Kotawaringin Barat
JAWARA: Aminuddin menang dalam laga melawan Salmri Pattisamallo di kelas atomweight (48 kg), Sabtu (16/10) lalu. (IST/RADAR SAMPIT)

Hobi adu fisik seolah sudah mendarah daging pada Amiduddin. Hasrat bertarungnya akhirnya menemukan jalan yang tepat. Dia meniti karier sebagai petarung di olahraga adu fisik Mixed Martial Arts (MMA).

KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun

Sebelumnya tak banyak yang mengenal Aminuddin dari sisi positifnya. Pria kelahiran Desa Lada Mandala Jaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, 24 tahun silam itu lebih dikenal sebagai pemuda yang suka berkelahi dengan alasan tak jelas.

Setelah aksi memukaunya dalam pertarungan tiga ronde melawan petarung asal Timika, Papua, Salmri Pattisamallo di kelas atomweight (48 kg), dalam gelaran Rink Fight Night 50 One Pride MMA The Battle Fight yang disiarkan di televisi Sabtu (16/10) lalu, pemuda tersebut menjadi salah satu debutan yang diperhitungkan. Dalam pertarungan itu Aminuddin keluar sebagai jawara dengan kemenangan angka.

Nama Aminuddin dan kampung halamannya, Desa Lada Mandala Jaya, langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta olahraga tinju bebas di Bumi Marunting Batu Aji (Kobar).

Baca Juga :  NU dan Muhammadiyah Berpeluang Beda Awal Puasa

Kepada Radar Sampit, Aminuddin menuturkan, sejak kecil dia gemar berkelahi. Hobinya tersebut berlanjut hingga bangku sekolah di SD Negeri 2 Pangkalan Lada.

Hobi baku pukul tersebut bahkan semakin menjadi-jadi saat menginjak SMP. Dia semakin ketagihan saat mengenyam pendidikan di SMK Negeri 1 Pangkalan Bun.

Aminuddin yang berangkat dari keluarga tidak mampu ini, setelah lulus dari bangku SMK tak langsung menjadi petarung MMA. Demi membantu perekonomian keluarga, ia harus bekerja serabutan.

Dalam fase ini, kegemarannya berkelahi tak hilang begitu saja. Suatu ketika, berawal dari seringnya menonton berbagai program MMA di televisi, membuatnya bertekad meniti karier sebagai petarung profesional.

Putra pasangan Muchsin dan Suharmi ini kemudian memupuk mimpinya untuk bertarung di ring octagon. Ia dengan gigih mengumpulkan uang untuk bekalnya mewujudkan mimpinya.

”Saya bekerja apa saja. Dari helper operator alat berat, bekerja di pabrik cangkang sawit, menjadi Satpam, dan sebelum saya hijrah ke luar daerah, saya bekerja di PBS PT SINP,” katanya, Rabu (21/10).



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *