Pada kesempatan yang sama, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng Magfur menyebutkan, “Januari di awal tahun kita mulai dengan kondisi yang sangat bagus, diharapkan kondisi ini bisa kita pertahankan dan juga bisa ditingkatkan efektivitas dari operasi pasar atau pengendalian inflasi yang selama ini dilakukan, bersama-sama bersinergi harapannya tahun ini kita mulai masuk pada yang sifatnya substantive dan sifatnya benar-benar bisa mempengaruhi pasar pada level yang wajar,” sebutnya.
Magfur lebih fokus kepada beras sebagai salah satu penyumbang kenaikan inflasi di Kalteng. Karena memang ketahanan pangan baik level regional, nasional maupun internasional saat ini menjadi fokus sebagian besar negara dimana “food security” menjadi isu utama di hampir seluruh negara untuk tahun ini.
“Ini yang harus kita ambil kesempatan, bagaimana Kalimantan Tengah dengan modal wilayah yang cukup luas tentunya kita bisa ambil bagian dalam rangka mengaja ketahan pangan baik level provinsi, regional kalimantan maupun nasional,” terangnya.
Sementara, Asisten Bidang Ekobang Leonard S. Ampung dalam keterangannya mengatakan, inflasi di Kalteng sudah membaik dan sudah dilakukan langkah-langkah pengendalian sesuai arahan dari pemerintah pusat seperti pasar murah, basar, operasi pasar, subsidi sudah dilakukan secara masif, dan ini akan dipantau terus termasuk untuk beras yang akan diantisipasi terus dan dikejar panen raya pada bulan Maret, dan upaya-upaya sudah dilakukan sesuai arahan Gubernur Kalteng, beberapa waktu.
“Kita bersyukur andil deflasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan, jangan sampai lengah menjadi penyumbang inflasi nantinya, seperti daging ayam ras dan juga ikan gabus, ikan patin, ikan kapar penyumbang deflasi. Dan kalau memungkinkan kerjasama antar daerah dengan beberapa provinsi bisa dilakukan,” ujar Leonard. (ewa/fm)