Nuryakin mengatakan, penggilingan padi modern ini merupakan terbosan pemprov agar Kalteng tidak tergantung dengan daerah lain. Dia berharap alat yang sangat canggih ini bisa dimaksimalkan. Jangan sampai alat yang seharusnya mendukung produksi petani ini justru membuat produksi para petani menurun.
“Kemarin panen yang biasanya sekitar 4 atau 5 ton, begitu diolah bisa sampai 6 sampai 7 ton. Kalaupun ada kesulitan, para petani bisa menyampaikannya kepada pemerintah daerah melalui kadis pertanian,” sebutnya.
Selain itu, Nuryakin juga tidak menginginkan jika para petani di wilayah ini terikat dengan tengkulak. Dia meminta apapun permasalahan yang dialami para petani agar disampaikan kepada dinas pertanian untuk dicarikan solusi.
“Jadi kesulitan pupuk, benih, alsintan dan lainnya, sampaikan ke dinas. Jangan sampai petani terjerat tengkulak. Kita harusnya menyiapkan kredit pemerintah, seperti dulu itu ada kredit usaha tani dari bank, sehingga petani tidak meminjam ke tengkulak,” katanya.
“Setelah kami lihat di Pulang Pisau dan Kapuas kenapa beras dan padi itu dijual ke distributor atau tengkulak, karena dari awal sudah dipinjami oleh para tengkulak. Mereka ini sudah dimodalin. Sebelum panen, hak itu sudah beralih ke distributor. Dan ini harusnya peran dari Bank Kalteng untuk bisa memaksimalkannya,” sambungnya.
Nuryakin meminta agar hal semacam ini dipikirkan bersama, sehingga jangan sampai para petani terjerat tengkulak. Jika sudah terjerat oleh tengkulak maka otomatis padinya diambil oleh para pemberi modal.
“Karena waktu menanam, untuk beli bibit untuk biaya hidup sudah dibiayai para tengkulak,” ucapnya.
Menurutnya, jika ada solusi atas permasalahan tersebut maka tidak mungkin orang dari luar daerah seperti dari Banjarmasin datang ke Kotim.
“Tapi kalau pemerintah daerah diamkan permasalahan ini, bahkan pabrik yang kita bangun ini bisa tidak berguna karena tidak ada padi yang mau diproduksi. Jadi mari kita bersama-sama kolaborasi untuk membangun daerah kita sehingga kita bisa memanfaatkan potensi yang ada dan mencari solusi apabila ada kekurangan,” tutupnya. (yn/yit)