Ini Salah Satu Penyebab Tak Jelasnya Pelaksanaan Porprov Kalteng

ilustrasi porprov
Ilustrasi Porprov.

SAMPIT, radarsampit.com – Catatan Radar Sampit, terganggunya persiapan Porprov Kalteng tak lepas dari konflik di tubuh KONI Kalteng sejak mundurnya Edy Raya Samsuri dari Ketua KONI. Pucuk kepemimpinan organisasi itu jadi kursi panas. Plt Ketua yang dijabat Sancho diprotes keras kubu Wakil Ketua Umum II Bidang Bina Prestasi KONI Kalteng Marcos Sebastian Tuwan.

Rapat pleno yang digelar di Aula Kantor KONI pada 24 Februari lalu, belum bisa membuat dua kubu berdamai. Kubu Marcos Tuwan menolak Christian Sancho sebagai Plt Ketua Umum. Marcos menegaskan, dalam forum pleno tersebut tidak ada penetapan Plt Ketua Umum KONI Kalteng. Yang ada, menurutnya, Sancho menyatakan dirinya sendiri sebagai Plt Ketua, bukan berdasarkan keputusan rapat pleno.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Konflik tersebut masih berlanjut meski telah digelar pertemuan antara pengurus KONI Kalteng dengan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran 7 Maret lalu. Pertemuan itu hanya dihadiri Marcos Tuwan, sementara Sancho yang menjadi rivalnya dalam perebutan Plt Ketua Umum KONI tak hadir, karena saat itu berada di Jakarta.

Baca Juga :  Camat Paksa Sebelas Kades Alokasikan Dana Desa

Pada pertemuan itu, Sugianto meminta kisruh dalam tubuh KONI Kalteng segera diselesaikan, mengingat ada banyak event olahraga yang akan diselenggarakan. ”Pada tahun ke depan, Kalteng akan mengadakan Porprov, Pra-PON, PON, dan Gubernur Cup. Kita juga harus mempersiapkan bibit-bibit atlet untuk bertanding pada event-event olahraga nasional, maka dari itu perlu keseriusan,” ucapnya.

Sugianto mewanti-wanti agar kisruh KONI diselesaikan. Terkait gesekan yang terjadi antarpengurus, dia mengajak pengurus KONI Kalteng kembali ke tujuan utama KONI, yakni membina cabang olahraga dan menggali bibit unggul atlet sehingga dapat membuat Kalteng berjaya di bidang olahraga.

Menurut Gubernur, kisruh internal itu bisa saja berdampak pada terbengkalainya persiapan. Karena itu, Sugianto berencana membentuk Satuan Tugas (Satgas) PON.

”Dibentuk satgas saja kalau masih kisruh. Untuk mencari bibit unggul olahragawan, kita harus serius, jangan ditunggangi kepentingan. Jangan sampai ada nepotisme dalam olahraga atau memasukkan orang dekat untuk ikut pertandingan tanpa memperhatikan kualitas. Jangan ada sentimen kesukuan, karena semua orang punya hak yang sama bila sudah hidup di Kalteng. Tidak ada pertimbangan-pertimbangan yang berlandaskan kesukuan atau golongan,” tegas Sugianto saat itu. (hgn/ign)



Pos terkait