“Menurut pihak Saudi Arabia, visa haji non kuota dari Pemerintah Saudi Arabia seperti Furoda tidak akan keluar. Jadi, seluruh calon jamaah jangan sampai tertipu dengan janji-janji bahwa akan tersedia visa Furoda di akhir-akhir jelang masa puncak haji ini, karena sudah dipastikan kerajaan Saudi tidak akan ada visa tersebut,” ujar Dahnil.
Dahnil membenarkan, tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Saudi menerbitkan visa furoda. Namun berbeda dengan tahun ini.
“Tahun ini pihak kerajaan tidak menyediakan, karena pihak Saudi ingin menertibkan pelaksanaan haji agar lebih baik,” jelasnya.
Dahnil menyebut Arab Saudi sedang fokus mengupayakan perbaikan dan ketertiban ibadah haji. BP Haji mengapresiasi aturan-aturan dari Saudi.
“Kami BP Haji termasuk yang apresiasi aturan-aturan ketat yang dibuat Saudi untuk perbaikan dan ketertiban Haji tahun ini, dan itu akan sangat membantu kami tahun 2026 nanti melakukan penyesuaian ketika otoritas sudah sepenuhnya di tangan kami,” sambungnya.
Dengan kondisi ini, PIHK dan jamaah terpaksa menelan pil pahit. Visa furoda tahun ini benar-benar tidak terbit, dan kerugian pun tak terhindarkan.
Dari Makkah, jamaah haji Indonesia, baik reguler maupun khusus, yang menerima Kartu Nusuk terus bertambah. Kementerian Haji Saudi mencatat, hingga Kamis (29/5), ada 208.181 jamaah haji Indonesia yang sudah mendapatkannya.
“Ini setara 96 persen dari 217.147 jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Tanah Suci,” kata Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. “Data ini mencakup jamaah haji reguler dan haji khusus,” sambungnya.
Pembagian Kartu Nusuk kepada jamaah haji menjadi kewenangan Syarikah. Tahun ini, Kementerian Agama bekerja sama dengan delapan Syarikah dalam penyediaan layanan jamaah haji. Lanjut dia, operasional penyelenggaraan ibadah haji kini terpusat di Makkah Al-Mukarramah.
Jamaah haji yang berada di Makkah tengah bersiap mengikuti puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sementara proses kedatangan jamaah haji Indonesia ke Jeddah lalu Makkah masih akan berlangsung hingga 31 Mei 2025. (*)