Kebun Petani Kebanjiran, Pengeluaran Emak-Emak Membengkak

Jual sayur
TERDAMPAK: Pedagang sayur di Pasar Tradisional Sampit mengeluhkan tingginya harga jual sayur di tingkat petani, Kamis (26/5). (HENY/RADAR SAMPIT)

Hal yang sama juga dialami Agus pedagang sayur di Pasar Tradisional Jalan MT Haryono. Agus menjelaskan kenaikan harga sayur diakibatkan karena lahan petani terendam genangan banjir hingga berminggu-minggu yang membuat petani merugi karena gagal panen.

”Bukan kami ingin menjual mahal. Saya kasihan juga dengan pelanggan, tapi mau bagaimana lagi, harga jual dari petani ke pedagang saja sudah mahal,” kata Agus.

Bacaan Lainnya

Agus mengaku sampai memohon dengan petani untuk ketersediaan sayur. ”Saya mohon-mohon ini ke petani supaya dapat sayur. Tadi sayur sawi cuma dapat sedikit. Kalau tidak ada sayur, apa yang mau saya jual,” ujarnya.

Demikian pula dengan komoditas lombok rawit juga terus berfluktuatif. Harga lombok dijual dikisaran Rp 65-70 ribu per kg. Harga ini mengalami kenaikan dibandingkan hari-hari sebelumnya diharga Rp 55-60 ribu per kg.

Baca Juga :  Misi Kemanusiaan di Tengah Bencana Melanda Palangka Raya

”Harga lombok naik turun, sudah biasa. Sekarang naik, bisa saja besok turun. Sekarang aja barangnya belum datang,” ucap Zuhriyah.

Sementara itu, untuk komoditas bawang putih dijual dengan harga Rp 25 ribu per kg dan bawang merah masih naik diharga Rp 38-40 ribu per kg. “Harga bawang merah sudah berbulan-bulan dari sebelum Ramadan lalu sudah naik, belum turun-turun (harganya),” tandasnya. (hgn/ign)



Pos terkait