Kisruh Kalteng Putra Kian Panjang, Manajemen dan Pemain Saling Bantah

kalteng putra logo
Ilustrasi (faisal/radarsampit.com)

”Kami mendukung terjamin dan terjaganya ruang demokrasi di Kalimantan Tengah dan sebagai bentuk dukungan kepada para pemain Kalteng Putra yang sedang memperjuangkan haknya,” tegasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari manajemen Kalteng Putra. Dia memastikan Polda Kalteng tetap profesional dan proporsional merespons kasus tersebut.

Bacaan Lainnya

”Saat ini penanganan masih dalam proses penyelidikan dan akan disampaikan nanti untuk perkembangan lebih lanjutnya,” kata Erlan.

Manajer Tim Kalteng Putra Sigit Widodo sebelumnya mengatakan, setiap pemain wajib hadir dalam pertandingan  sesuai kontrak kerja sama pemain dan klub berdasarkan Pasal 3 ayat (I).  Hal itu disampaikannya terkait tak hadirnya Kalteng Putra memainkan laga tandang ke Cilacap akhir pekan lalu.

Berdasarkan kontrak kerja sama antara klub dan pemain  Pasal 8 ayat (I) dan (II) disebutkan bahwa ada mekanisme internal yang harus dijalankan dalam hal proses pengaduan yang dimana hal ini tidak dijalankan oleh pemain.

Baca Juga :  BLT BBM Kotim Segera Disalurkan

Ia menuturkan, pada 24 Januari 2024 Manajemen Kalteng Putra telah membelikan tiket keberangkatan dan sudah menerima quotation dari salah satu hotel di Cilacap. Hal itu untuk persiapan pertandingan away pekan ke-5 babak playoff degradasi Liga 2 tahun 2023/24 antara PSCS Cilacap vs Kalteng Putra.

”Namun, di tanggal 25 Januari tim yang dijadwalkan berangkat menuju Yogyakarta terpaksa dibatalkan karena beberapa pemain memutuskan pulang ke daerahnya masing-masing, di mana kompetisi masih bergulir. Hal ini sangat memalukan marwah kompetisi Liga 2, terkhusus Klub Kalteng Putra yang sedang berjuang lolos dari jurang degradasi,” tegas Sigit.

Dalam perjanjian kerja sama Pasal 3 ayat 2(e), pemain sepakat bahwa ia tidak akan secara sengaja atau ceroboh melakukan, menulis, atau mengatakan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang kemungkinan akan merusak reputasi klub atau penyelenggaraan sepak bola di Indonesia.

”Mengingat klub punya mekanisme internal dan tidak pernah menutup diri berkomunikasi dengan pihak pemain. Namun, kami sangat menyesalkan pada 22 Januari 2024 setelah pertandingan melawan Persipura Jayapura, pemain memutuskan keluar dari grup WhatsApp tim tanpa memberikan keterangan apa pun,” katanya. (daq/ign)



Pos terkait