Meskipun menghasilkan jutaan dari hasil upload video di Youtube, Syaiful mengaku masih belum konsisten upload video, karena kesibukan manggung ke berbagai kota. Mereka mendapatkan bayaran jutaan dari hasil manggung per dua jam tampil.
“Akhir-akhir ini kami dapat tawaran manggung, jadi kurang rutin uploadnya. Pernah upload seminggu 4 kali, sebenarnya setiap minggu paling enggak harus ada upload minimal dua video, ini masih belum sempat karena membagi waktu antara manggung dengan bikin konten,” ujarnya.
Syaiful pun mengaku pernah mengalami jatuh bangun dalam berusaha meniti karir dan menentukan masa depan. Sejak 2010 dia pernah menjadi karyawan di salah satu perusahaan swasta, pernah bekerja sampingan sebagai akuntan pajak yang bekerjanya mengurus laporan keuangan yang bermasalah.
“Dua tahun lalu saya memutuskan mundur menjadi karyawan. Saya lalu buka jasa ojek yang saya namakan Red-Jek dan selama itu saya sudah aktif mengikuti kegiatan komunitas sosial dan sambil bikin konten video yang memang menjadi hobi saya,” ujarnya.
Wakil Bupati Kotim Irawati mengapreasi kehadiran Komunitas Tumbur Sampit yang sukses memberikan konten yang natural dan sederhana, namun menghibur banyak penonton.
“Karya dan idenya sangat kreatif dan saya sangat apreasi Komunitas Tumbur Sampit agar terus mengembangkan konten yang positif dan menghibur warga Kotim,” kata Irawati.
Dirinya juga berpesan kepada Komunitas Tumbur Sampit agar membantu Pemkab Kotim untuk terus mempromosikan berbagai potensi di daerah Kotim.
“Pemerintah perlu orang-orang yang kreatif yang mau membantu mempromosikan potensi Kotim, baik dari adat, tradisi, budaya maupun pariwisata termasuk Pasar Ramadan 1443. Saya berharap Komunitas Tumbur Sampit terus memberikan konten-konten yang kreatif yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi masyarakat,” tandasnya. (hgn)