Lumpuhnya Trans Kalimantan Bikin Harga Sejumlah Komoditas Mencekik

ayam
MENCEKIK: Harga jual ayam potong di Pasar Tradisional Sampit yang mengalami kenaikan, Kamis (9/9). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Lumpuhnya jalur Trans Kalimantan poros selatan di Kasongan, Kabupaten Katingan, mengerek harga sejumlah komoditas di Kota Sampit. Harga ayam potong di pasar tradisional beberapa hari terakhir melambung tinggi. Bahkan, demi memenuhi permintaan konsumen, pedagang harus mencari pasokan hingga kabupaten tetangga.

”Ayam potong yang biasanya dijual seharga Rp 32-35 ribu per kg, sekarang naik jadi Rp 45 ribu per kg,” kata Iswatun Hasanah, pedagang ayam di Pasar Subuh Jalan MT Haryono, Kamis (9/9).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kenaikan harga akibat banjir yang membuat distribusi ayam dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang dikirim melalui jalur darat tak bisa masuk Sampit akibat ruas jalan di Kasongan terendam.

”Empat truk bawa ayam dari Banjarmasin terpaksa putar balik. Tak bisa lewat. Jalan ditutup karena banjir,” katanya.

Hasanah menuturkan, sejumlah pedagang terpaksa memesan dengan peternak lokal. ”Saya ambil (ayam) di Desa Kandan. Ayamnya memang kecil, tak sebesar ayam dari Banjarmasin dan Pangkalan Bun. Seekor beratnya 1,5 kg, bahkan ada yang 2 kg. Kalau ayam lokal bobotnya 1 kg per ekor. Ada malah yang kurang dari satu kilogram,” katanya.

Baca Juga :  Begini Respons Publik Kalteng Sikapi Konflik Pasukan Merah vs Sejumlah Ormas

Dalam sehari, penjualan bisa 400-500 ekor. Namun, selama dua hari ini ayam dibatasi dari peternak hanya 100 ekor. ”Mau tak mau cari sana-sini sampai pesan ke Pangkalan Bun untuk memenuhi permintaan pembeli,” katanya.

Selain ayam potong, cabai rawit asal Tanjung, Kalsel, yang sebelumnya dijual Rp 25 ribu per kg, naik dua kali lipat. ”Sudah tiga hari ini naik Rp 50 ribu per kg,” kata Marlena.

Kenaikan harga juga terjadi pada sayur-mayur. Harga sawi yang biasanya Rp 8-15 ribu per kg, naik menjadi Rp 25 ribu per ikat, kangkung naik menjadi Rp 8 ribu per ikat dari sebelumnya Rp 3 ribu, bayam menjadi Rp 10 ribu per ikat dari Rp 5 ribu.

”Naik semua harga sayur. Kebun terdampak banjir. Hujan deras terus-terusan, sayur pada rusak,” ujar Agus, pedagang sayur.

Sementara itu, harga telur masih normal, meski sebagian telur dipasok dari Kalsel. Lina pedagang telur mengatakan, komoditas tersebut dijual seharga Rp 43-45 ribu per sak.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *