”Siapa pun kalau capek daya tahan tubuh akan lemah dan dia akan mudah terkena penyakit,” ucapnya.
Halikinnor meminta agar semua kegiatan dihentikan dulu. Dia juga meminta BKAD untuk memprogram pengadaan barang dan jasa. Kalau masih bisa agar dikesampingkan dulu.
”Utamakan TPP dulu, karena tidak ada lain penghasilan PNS selain dari TPP. Itu saja yang diharap-harap. Banyak SK pegawai yang di sekolahkan, jadi begitu terlambat mereka pasti merasa kesulitan,” tuturnya.
Halikinnor meminta Kepala BKAD Kotim agar melakukan evaluasi untuk mengutamakan dulu pegawai di lingkungan Pemkab Kotim. Meski banyak hujatan datang terkait keterlambatan TPP, Halikinnor mengaku tidak peduli.
”Saya tidak peduli mau diapakan. Makanya saya bilang, dihujat tidak jadi sampah, disanjung tidak akan jadi rembulan. Yang penting kita tetap jalan,” sebutnya.
Halikinnor juga meminta kepala dinas mengawasi. Termasuk Sekda Kotim, sehingga tidak ada pihak yang disalahkan.
”Termasuk bupati. Kalau saya keliru, koreksi saja. Kita sama-sama, hanya kewenangan dan tanggung jawab saja yang berbeda. Jadi, saling koreksi untuk kebaikan. Jangan koreksi masuk ke media sosial, tidak akan menyelesaikan,” tegasnya. (***/ign)