Menggali Kisah Pendirian Makam Buyut Datu Kalampayan di Pantai Ujung Pandaran

Kerap Dikunjungi Wisatawan, Terancam Tenggelam Tersapu Ombak

Pantai Ujung Pandaran,Makam Buyut Datu Kalampayan di Pantai Ujung Pandaran,pantai ujung pandaran kalimantan tengah,pantai ujung pandaran kabupaten kotawaringin timur kalimantan tengah,pantai ujung pandaran terbaru,penginapan pantai ujung pandaran,misteri pantai ujung pandaran,radar sampit hari ini,radar sampit hari ini 2022,radar sampit 2022,radar sampit kriminal hari ini
TERANCAM ABRASI: Kubah makam Buyut Datu Kalampayan di Pantai Ujung Pandaran yang kerap dikunjungi wisatawan. (IST/RADAR SAMPIT)

”Beliau sakit dan tidak lama meninggal dunia di sana (Ujung Pandaran),” katanya.

Pantauan Radar Sampit, pada dinding bangunan kubah tertempel secarik kertas putih yang dilaminating. Dalam kertas tersebut bertuliskan, keterkaitan hubungan antara Abu Hamid dengan para ulama HM Irsyad Zain yang ditandatangani di Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan pada 31 Mei 1992.

Bacaan Lainnya

Tak jauh dari bangunan kubah terdapat musala yang sudah lebih dulu hancur. Hanya menyisakan puing bangunan. ”Musala ini sudah hancur lebih dulu sekitar lima bulan lalu dan ada juga pondok bangunan yang sudah hancur. Saya minta izin ke pemerintah desa untuk bangun lagi sebagai tempat saya tinggal,” ungkap Sapran yang juga memiliki kandang ternak ayam dan bebek di sekitar pondoknya.

Menurutnya, usia makam diperkirakan sudah lebih dari 100 tahun. Bahkan, makam ini kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, seperti Kaltim, Kalsel, bahkan masyarakat dari Jawa.

Baca Juga :  Luwuk Bunter Tidak Aman, Maling Gentayangan Gasak Atap Pemakaman

”Makam ini sudah lama ada. Dulu letaknya tidak di sini dan pernah dipindah dan terakhir dipindah ke tepian laut. Sampai sekarang ada saja masyarakat yang berziarah datang ke makam,” kata pria asli Ujung Pandaran ini.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung melakukan ziarah membuat Pemkab Kotim prihatin untuk menyelamatkan dan mempertahankan bangunan kubah yang menjadi salah satu andalan wisata di Kotim.

Solusi jangka pendeknya, Pemkab Kotim yang dipimpin Bupati Kotim Halikinnor dan Wakil Bupati Kotim Irawati melaksanakan kerja bakti, mengajak seluruh SOPD untuk bergotong royong membuat pertahanan guna mencegah abrasi dengan cara menumpuk puluhan karung berbobot 50 kg di sekitar bangunan kubah yang berada persis di bibir pantai.

Setiap SOPD beserta 17 kecamatan diminta mengumpulkan karung berisi pasir. Masing-masing mengumpulkan minimal 20 karung. Kegiatan itu berlangsung selama dua hari pada Sabtu-Minggu lalu.

Kepala Desa Ujung Pandaran Aswinnur mengatakan, keberadaan makam Syekh Abu Hamid tersebut sudah ada sejak lama. Dulunya, sosok Abu Hamid dikenal sebagai penyiar agama Islam.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *