MIRIS!!! Seleksi Tenaga Kontrak Kotim tanpa Antisipasi, Pelayanan Publik Terancam Lumpuh

SAMPAIKAN TUNTUTAN: Ratusan tenaga kontrak yang tidak lulus seleksi saat melakukan aksi di depan Kantor DPRD Kalteng menyampaikan sejumlah tunturan pada Pemkab Kotim, Senin (5/7). (HENY/RADAR SAMPIT)
SAMPAIKAN TUNTUTAN: Ratusan tenaga kontrak yang tidak lulus seleksi saat melakukan aksi di depan Kantor DPRD Kalteng menyampaikan sejumlah tunturan pada Pemkab Kotim, Senin (5/7). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, RadarSampit.com – Seleksi tenaga kontrak yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tak disertai antisipasi. Akibatnya, pelayanan publik terancam lumpuh. Sejumlah tenaga kontrak bidang kesehatan maupun pendidikan yang meninggalkan tugasnya karena tak lolos, mengalami kekosongan tenaga.

Gambaran itu terlihat dari informasi yang dihimpun Radar Sampit. Ada sejumlah pustu yang tak beroperasi, di antaranya di Kecamatan Bukit Santuai dan Cempaga Hulu. Pustu berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Bacaan Lainnya

Pasalnya, jarak antara pustu menuju puskesmas induk memerlukan waktu sekitar dua jam, bahkan lebih. Ditambah lagi medan jalan yang rusak. Sejumlah tenaga kesehatan berstatus kontrak, meninggalkan tugasnya setelah dinyatakan tak lulus seleksi.

Kondisi demikian terjadi pada pelayanan kesehatan Puskesmas Pembantu di Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu. Petugas medis berstatus kontrak yang tidak lolos seleksi, mulai mengosongkan rumah dinas dan meninggalkan tempatnya bertugas. Akibatnya, masyarakat kesulitan mendapatkan pelayanan medis.

Baca Juga :  Pengemudi Motor Selamat, Pemboncengnya Tewas Mengenaskan

Perawat yang biasanya siaga di tempat itu kini sudah tidak ada lagi per 1 Juli. Mering Eser, warga setempat, menyesalkan kondisi tersebut. Padahal, mereka sangat memerlukan pelayan kesehatan.

”Keluarga saya kejang-kejang tidak bisa mendapatkan pelayan medis, karena pustu tutup,” katanya, Rabu (6/7).

Pustu yang tutup memaksa mereka harus menempuh jarak yang jauh ke rumah sakit di Pundu. Mering mengharapkan Pemkab Kotim mengeluarkan kebijakan untuk mengembalikan petugas kesehatan sebelumnya yang sudah puluhan tahun bertugas di lokasi itu.

”Petugas kesehatan yang tidak lulus itu adalah putra daerah kami di sini dan kami mudah mendapatkan pelayanan darinya. Tolong ini agar jadi perhatian,” tegasnya.

Informasinya, di Desa Tumbang Koling ada dua petugas kesehatan, yakni bidan dan perawat. Perawat berstatus tenaga kontrak yang telah bertugas 12 tahun itu tidak lulus seleksi karena tak memenuhi nilai ambang batas (passing grade), sehingga hanya menyisakan bidan.

Pos terkait