MIRIS!!! Seleksi Tenaga Kontrak Kotim tanpa Antisipasi, Pelayanan Publik Terancam Lumpuh

SAMPAIKAN TUNTUTAN: Ratusan tenaga kontrak yang tidak lulus seleksi saat melakukan aksi di depan Kantor DPRD Kalteng menyampaikan sejumlah tunturan pada Pemkab Kotim, Senin (5/7). (HENY/RADAR SAMPIT)
SAMPAIKAN TUNTUTAN: Ratusan tenaga kontrak yang tidak lulus seleksi saat melakukan aksi di depan Kantor DPRD Kalteng menyampaikan sejumlah tunturan pada Pemkab Kotim, Senin (5/7). (HENY/RADAR SAMPIT)

Selama ini tenaga kontrak itu tetap bertahan memberikan pelayanan meski hanya digaji Rp 2.080.000 per bulan. Di sisi lain, bidan di desa itu tak berada di tempat lantaran sedang mengikuti pelatihan selama tiga bulan.

Sekretaris Kecamatan Cempaga Hulu, Dalim, mengatakan, di setiap pustu kecamatan tersebut setidaknya ada satu tenaga kontrak yang gugur mengikuti tes. Bahkan, ada yang meninggalkan tempat tugasnya.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Rinciannya, masing-masing satu perawat tidak lulus di Desa Tumbang Koling, Sungai Ubar, Sudan, Bukit Raya, dan lainnya. Mereka tak lagi aktif, sehingga pelayanan kesehatan di Pustu yang ditinggalkan terganggu.

”Pelayanan kesehatan di desa jelas terganggu, karena sudah beberapa hari ini tenaga kontrak tenaga kesehatan yang bertugas di pustu dan puskesmas yang tidak lulus tidak lagi aktif bekerja. Masyarakat yang ingin berobat tidak bisa, karena tidak ada yang melayani. Masyarakat desa yang ingin berobat ke puskesmas induk di Pundu juga cukup jauh, sampai dua jam. Ada yang lebih dari itu. Sudah orangnya sakit, jalan yang dilalui juga sakit dilewati,” ujar Dalim.

Baca Juga :  Didesak Bubar, Begini Respons Pasukan Merah Kalteng

Dia melanjutkan, selama ini pustu memberikan kemudahan bagi masyarakat desa untuk melakukan pengobatan. Pasalnya, masyarakat tak perlu jauh-jauh melakukan pengobatan.

”Masyarakat desa yang mengeluhkan sakit diperiksa kesehatannya di pustu, kalau tidak bisa ditangani di pustu, baru dirujuk ke Puskesmas Pundu,” ujarnya.

Di setiap pustu, lanjutnya, setidaknya ada perawat dan bidan yang bertugas. Apabila keduanya tak bekerja, masyarakat yang sakit akan kebingungan mencari tempat berobat.

Dalim mengaku prihatin dengan banyaknya tenaga kontrak yang tak dapat melanjutkan pekerjaan karena dinyatakan gugur seleksi. ”Mudah-mudahan ada kebijakan dari Pemkab Kotim. Karena, setahu saya untuk gaji tenaga kesehatan itu sudah disiapkan anggarannya sampai September dan tenaga guru sampai Oktober 2022 ini,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Puskesmas Pundu Hermanto membenarkan banyaknya tenaga kesehatan yang tidak lulus di wilayah Cempaga Hulu. ”Ada sepuluh tenaga kesehatan yang tak lulus tes seleksi. Enam orang tekon yang bertugas di Pustu dan Polindes, 2 nakes di puskesmas induk (Pundu) di Persalinan 24 jam, dan 1 perawat UGD serta 1 petugas laboratorium yang merupakan satu-satunya petugas di Puskesmas Pundu. Jadi, untuk sementara petugas laboratorium kosong,” katanya.



Pos terkait