“Sungai pasir itu kan bermuara di Teluk Sampit. Teluk Sampit merupakan habitat buaya. Kalo kita lihat di peta, di daerah muara Sungai Mentaya, ada teluk yang dinamakan Teluk Sampit,” katanya.
Muriansyah juga baru saja menerima laporan dari warga yang melihat kemunculan buaya di Desa Bapinang Hulu Kecamatan Pulau Hanaut, Jumat (17/1) sore.
“Di daerah Pulau Hanaut sudah sering kali muncul buaya terutama di November sampai Februari. Buaya sering muncul ke permukaan karena pengaruh musim kawin bertelur buaya. Dan, bukan cuma di daerah Pulau Hanaut, Cempaga juga sering terlihat di Sungai Mentaya,” ujarnya.
Muriansyah tak henti-hentinya mengingatkan warga untuk terus waspada, karena ada beberapa faktor utama yang memicu kemunculan dan serangan buaya selain dari musim kawin buaya, keberadaan kandang ternak di tepi sungai dan perilaku warga yang masih ada membuang sampah dan bangkai hewan ke sungai.
“Serangan terjadi sebagian besar saat hari sudah gelap baik malam hingga subuh saat warga sedang mandi, berwudu, mencuci beras atau mencuci pakaian, dan mencari ikan atau kerang. Paling banyak menyerang kalangan usia dewasa hingga lansia. Karenanya, kami tak henti-hentinya mengingatkan warga untuk berhati-hati saat beraktivitas di sungai terutama saat malam hari,” tandasnya. (hgn/yit)