PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Badan Meteorologi, Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Iskandar Pangkalan Bun meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem yang sering melanda Kabupaten Kotawaringin Barat. Cuaca ekstrem di Kotawaringin Barat sejauh ini menyebabkan pohon tumbang, dan jaringan kabel telekomunikasi dan listrik putus akibat tertimpa pohon.
Kepala Stasiun Meteorologi (Stamet) Bandara Iskandar Pangkalan Bun Nur Setyawan mengungkapkan, ada beberapa faktor baik skala global atau lokal yang mempengaruhi kondisi cuaca di Kotawaringin Barat.
“Di antaranya Osilasi Madden Julian atau MJO yaitu aktivitas pergerakan konveksi dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik, yang saat ini berada di kuadran ketiga yang diperkirakan hingga akhir Januari yang berkontribusi terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia,” terangnya, Senin (22/1/2023).
Terpantau adanya konvergensi di wilayah Kalimantan Tengah yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Kemudian, adanya daerah ITCZ di sepanjang laut jawa yang menguatkan pertumbuhan awan hujan di Kalimantan.
Selain itu labilitas udara di atas Kalimantan cukup kuat dan kelembapan udara pada lapisan 850mb sampai 500mb kondisi basah atau lembab yang mendukung pembetukan awan hujan di wilayah Kotawaringin Barat.
Terkait angin kencang saat hujan turun, disebutkannya bahwa kecepatan angin pada hujan siang hari ini kecepatan angin mencapai 17 Knot atau berkisar 32 kilometer perjam. Sementara dari data curah hujan yang terukur masih dalam kategori normal.
“Sebenarnya kategori angin dengan kecepatan tersebut tidak merusak, secara umum angin mulai merusak jika kecepatan mulai 25 Knot atau 45 kilometer per jam,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi selama musim hujan saat ini, dan musim hujan sendiri diperkirakan akan masih berlangsung hingga pertengahan Maret 2024. (tyo/yit)