Operasi Penangkapan Tak Mempan, Halikinnor Sebut Kotim Zona Hitam Narkotika

halikinnor
BERBINCANG: Bupati Kotim Halikinnor berbincang dengan salah satu pengedar sabu di Kantor BNNP Kalteng, Senin (21/8/2023). (DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Operasi penangkapan pengedar narkotika yang kerap digelar aparat penegak hukum di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur tak mempan meredam peredaran barang haram tersebut. Alih-alih berkurang, narkoba kian merajalela disebar kaki tangan para gembongnya.

Saking mengerikannya peredaran narkoba, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyebut Kotim merupakan zona hitam peredaran barang haram. Paling parah di wilayah perkotaan, yakni Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.

Bacaan Lainnya

”Kotim itu bukan lagi merah, tetapi hitam dalam peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Terutama di Kecamatan Ketapang dan Baamang. Apalagi jumlah penduduknya hampir 500 ribu, bisa jadi sasaran empuk peredaran narkoba,” kata Halikinnor, Senin (21/8).

Halikinnor menuturkan, parahnya peredaran narkoba di Baamang dan Mentawa Baru Ketapang bisa dilihat dari diringkusnya tiga orang kaki tangan jaringan pengedar oleh BNNP Kalteng beberapa waktu lalu. Barang bukti yang diamankan sangat besar, yakni 9,2 kilogram.

Baca Juga :  TRAGIS!!! Penambang Emas Ditemukan Tewas Mengapung

Menurut Halikinnor, maraknya peredaran narkoba lantaran akses Kotim sangat terbuka, baik dari darat, udara, maupun laut. ”Peredaran banyak. Sabu dari Malaysia dan Kalbar yang mudah masuk Kotim. Makanya Pemkab Kotim akan lebih banyak menggelontorkan anggaran untuk pencegahan, paling tidak di lingkungan ASN hingga pelajar bisa dicegah dengan sering tes urine,” ujarnya.

Halikinnor mengaku bingung dengan pengguna narkotika. Apalagi dari kalangan ekonomi tak mampu. Pasalnya, dengan harga sabu yang mahal, masih bisa dibeli. Karena itu, perlu komitmen bersama untuk memberantas peredaran barang haram tersebut.

”Maka itu harus diberantas dengan cara apa pun,” tegasnya.

Dia meminta tokoh agama, adat, pemuda, dan elemen masyarakat ikut bergerak bersama mencegah peredaran narkotika. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memberi imbauan pada lingkungan sekitarnya terkait bahaya barang haram tersebut.

”Dengan kebersamaan, kita berantas narkoba. Banyak peredaran di desa dan Kotim banyak perusahaan perkebunan. Makanya kami juga meminta perusahaan agar tes urine terhadap karyawannya. Paling tidak mengurangi, walaupun tidak bisa menghilangkan,” katanya.



Pos terkait