Pemprov Minta Kabupaten/Kota Mulai Siaga Karhutla

karhutla sampit
TERUS TERJADI: Proses pemadaman api di Jalan Tidar Baru Jalur III oleh Tim Pemadam Kebakaran Regu 4 Pleton III DPKP Kotim, Selasa (3/1). (IST/RADAR SAMPIT)

Dampak fenomena tersebut adalah meningkatnya potensi karhutla. Luasan lahan yang terbakar bisa lebih besar dibanding 2020 dang 2021. Hal tersebut disebabkan cuaca cenderung kering dan panas.

”Kita perlu waspadai potensi karhutla yang lebih besar dibanding 2020 – 2021. Kalau ditanya kekeringannya merata atau tidak, yang perlu diwaspadai daerah yang menjadi titik karhutla, di antaranya Sumatera dan Kalimantan,” kata Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari, seperti dikutip dari Radar Jogja (grup Radar Sampit), beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

Supari mencontohkan data karhutla saat kondisi netral, La Nina dan El Nino. Kondisi netral terjadi pada medio 2016 sampai 2018. Kala itu karhutla di Sumatera mencapai 1.000 titik, sementara di Kalimantan 2.300 titik. Saat kondisi La Nina tiga tahun terakhir terjadi penurunan. Tercatat muncul 600 titik karhutla di Sumatera dan Kalimantan 1.600 titik.

Baca Juga :  Hujan Deras Merata Efektif Padamkan Karhutla di Kotim

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel mengatakan, terkait penanganan karhutla, Pemkab Kotim Kotim tahun ini mengalokasikan sebesar Rp7 miliar. Nilai anggaran itu tak ada kenaikan dari tahun sebelumnya, namun meningkat jika dibandingkan ketika karhutla merajalela pada 2019 silam yang sebesar Rp4,5 miliar.

”Anggaran untuk penanganan karhutla tahun ini sudah disiapkan sebesar Rp7 miliar dari APBD Kabupaten Kotim dan untuk dana belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp5 miliar,” katanya, beberapa waktu lalu.

Dia menuturkan, untuk menghadapi gempuran karhutla, pihaknya memiliki peralatan berupa mobil tangki sebanyak 8 unit, pompa apung 8 unit, dan pompa air 30 unit yang sebagian sudah tersebar di desa. Selain itu, pihaknya memiliki pos lapangan (poslap) di empat lokasi, yakni Desa Ujung Pandaran, Desa Rawa Sari, Kecamatan Parenggean, dan Antang Kalang.

”Poslap belum diaktifkan, karena belum ada penetapan status siaga karhutla, meskipun memasuki awal Januari 2023 sudah beberapa kali kejadian karhutla. Kami tidak bisa langsung menetapkan status, karena BMKG menyebut Kotim masih musim penghujan,” ujar Rihel.



Pos terkait