Perjalanan Lebih Lama Dihadang Banjir, Sarankan Warga Mengungsi

Gerilya Pemkab Kotim Salurkan Bantuan Bencana

salurkan bantuan banjir
PENYALURAN BANTUAN: Rombongan Pemkab Kotim dan Dandim 1015 Sampit meninjau lokasi banjir sekaligus menyerahkan bantuan banjir pada warga di Kecamatan Tualan Hulu dan Telaga Antang, Minggu (16/10). (RADAR SAMPIT)

Kades Tumbang Mujam Muhammad Hendri mengatakan, banjir terjadi sejak Senin (10/10) – Minggu (16/10). Ada 125 KK dan 77 rumah warga yang terendam dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.

”Ini sudah masuk hari keenam rumah warga di Desa Mujam terendam. Hari ini (kemarin, Red) sudah mulai sudah mulai surut. Ketinggian saat ini di kisaran 30-60 cm,” ujar Hendri, Minggu (16/10).

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Akibat tingginya banjir, separuh warga memilih mengungsi ke rumah kerabat yang rumahnya berada di lokasi yang aman dari banjir. ”Tahun ini banjir terparah. Ada 33 rumah atau 43 KK dengan total 130 jiwa yang mengungsi ke rumah keluarga yang tempatnya lebih tinggi. Biasanya warga memilih bertahan apabila banjir terjadi. Tahun ini banyak warga yang mengungsi karena banjir sudah naik lantai rumah warga. Tidak ada tempat yang tenang untuk mereka beristirahat,” ujarnya.

Desa Tumbang Mujam memang kerap menjadi langganan banjir tahunan. Pada 2021, banjir pernah bertahan hingga 14 hari sampai akhirnya genangan banjir surut total.

Baca Juga :  WASPADA!!! Bencana Mulai Kepung Palangka Raya

Fasilitas kesehatan di Desa Tumbang Mujam juga sepi pelayanan. Meskipun bangunan Pustu dan Polindes tersedia, pelayanan kesehatan di desa tersebut sudah lama tidak aktif, karena sudah tidak ada petugasnya selama dua tahun terakhir.

”Masyarakat Tumbang Mujam kalau ingin berobat, berangkat ke Puskesmas Tualan Hulu di Desa Merah. Sekitar lima menit naik motor. Sekarang, jalan menuju puskesmas ada yang tergenang sepanjang 20 meter dengan ketinggian mencapai 1 meter,” ujarnya.

Setelah menyerahkan bantuan paket bahan pokok untuk warga Desa Tumbang Mujam, rombongan pejabat kembali melanjutkan perjalanan menuju Desa Tumbang Sangai, Kecamatan Telaga Antang yang memakan waktu sekitar tiga jam.

Rombongan kembali dihadang banjir yang cukup dalam saat menuju lokasi. Tak ingin mengambil risiko, rombongan terpaksa memutar balik melewati arah jalan di Parenggean, sehingga waktu tempuh menjadi enam jam.

Memasuki Tumbang Sangai, rombongan harus turun berjalan kaki menuju rumah warga. Ketinggian banjir mencapai sepinggang orang dewasa. Di beberapa titik ada bahkan mencapai dada orang dewasa.



Pos terkait