Perjalanan Lebih Lama Dihadang Banjir, Sarankan Warga Mengungsi

Gerilya Pemkab Kotim Salurkan Bantuan Bencana

salurkan bantuan banjir
PENYALURAN BANTUAN: Rombongan Pemkab Kotim dan Dandim 1015 Sampit meninjau lokasi banjir sekaligus menyerahkan bantuan banjir pada warga di Kecamatan Tualan Hulu dan Telaga Antang, Minggu (16/10). (RADAR SAMPIT)

Pantauan Radar Sampit, rumah warga di Desa Tumbang Sangai juga terendam hingga selutut orang dewasa. Kondisi itu sudah dialami warga selama tiga hari terakhir. Genangan air terus naik karena tingginya curah hujan di wilayah utara Kotim, termasuk Kecamatan Telaga Antang.

Camat Telaga Antang Rusmanto mengatakan, banjir sudah terjadi tiga kali dalam dua bulan terakhir. Banjir sudah menggenang rumah warga selama enam hari. Ketinggian di kisaran 80-180 cm dan terparah di Desa Rantang Katang ada yang mencapai dua meter.

Bacaan Lainnya

Dari total 18 desa di Telaga Antang, delapan desa di antaranya terendam di Desa Tumbang Boloi, Tumbang Bajanei, Luwuk Kowan, Rantau Tampang, Tumbang Mangkup, Rantau Katang, Tumbang Sangai, dan Tukang Langit.

”Total ada 1.624 KK yang terdampak dan terendam banjir dari delapan desa ini,” kata Rusmanto.

Baca Juga :  Waspada! Kasus Penipuan Online di Sampit Marak Lagi

Sekcam Telaga Antang Ahyedi menambahkan, warga Desa Tumbang Sangai yang menjadi pusat ibu kota Kecamatan Telaga Antang, Minggu (16/10) sore telah menerima 11 paket bahan pokok. Enam paket dari BPBD Kotim dan lima paket dari Kodim 1015 Sampit.

”Masih banyak warga yang belum menerima paket bahan pokok. Kami harapkan tidak hanya dari pemerintah daerah dan Kodim Sampit saja yang membantu, tetapi juga dari pihak swasta dapat membantu warga yang sudah enam hari ini terendam,” ujarnya.

Dandim 1015 Sampit Letkol Inf Abdul Hamid mengatakan, banjir yang terjadi setiap tahun tidak hanya dipengaruhi hujan. Namun, dikhawatirkan adanya sungai yang dangkal dan berkurangnya hutan yang berfungsi menyerap air hujan.

”Setiap tahun saat musim hujan, warga di wilayah utara selalu menghadapi bencana banjir. Penyebabnya bisa karena hutan berkurang, terjadinya pendangkalan sungai, sehingga ketika hujan tidak sanggup menampung debit air hujan yang turun. Ini yang harus jadi perhatian semua pihak agar menjaga dan melestarikan hutan, serta menjaga sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan,” kata Abdul Hamid.

Baca Juga :  Mengadu ke Bupati Kotim, Tuding Ada yang Monopoli BBM Subsidi di Sampit

Abdul mengimbau warga yang kerap menjadi korban banjir setiap tahun agar memikirkan pembangunan rumah yang lebih aman ke dataran yang lebih tinggi.



Pos terkait