Lebih lanjut Otto mengatakan, dalam sektor perasuransian, total penghimpunan premi asuransi tercatat sebesar Rp 407 miliar atau meningkat 50,96% yoy dan klaim asuransi di Kalteng tercatat sebesar Rp 275 miliar atau meningkat 105,42% yoy.
Meskipun peserta premi asuransi mengalami penurunan 45,39% atau tercatat sebesar 77.352 orang, katanya, pada sektor pembiayaan, terdapat peningkatan total penyaluran pembiayaan oleh lembaga pembiayaan sebesar 24,28% atau tercatat sebesar Rp 5,57 triliun dengan rata-rata rasio NPF adalah sebesar 1,50%.
Selanjutnya, sektor Financial Technology (Fintech) Peer to Peer Lending di Kalteng, khususnya pada sisi pemberi pinjaman (investor), terdapat sebanyak 7.428 entitas/akun atau meningkat sebesar 18,41% dengan jumlah penyaluran dana sebesar Rp 20,96 miliar atau tumbuh 17,64% jika dibandingkan posisi tahun sebelumnya.
”Sedangkan di sisi penerima pinjaman (peminjam) terjadi penurunan entitas/akun yang meminjam sebesar 45,14% atau dari sebelumnya sebanyak 668.959 peminjam menjadi sebanyak 366.971 peminjam dengan total pinjaman dana sebesar Rp 471,65 miliar,” sebutnya.
Otto menambahkan, pada sektor pasar modal, jumlah investor di Kalteng mengalami peningkatan cukup signifikan pada Juni 2022 (yoy) sebesar 79,77% dari Juni 2021, dari sebanyak 39.177 investor menjadi 70.427 investor.
Namun demikian, jumlah transaksi berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah investor, di mana jumlah transaksi mengalami penurunan sebesar 7,42% dari sebelumnya (Juni 2021) tercatat sebesar Rp 436 miliar menjadi sebesar Rp 404 miliar pada Juni 2022. (daq/ign)