Untuk bertahan hidup, mereka kadang menjadi buruh panen kelapa sawit yang dibayar per hari. Dalam sehari, dia mendapat upah tak lebih dari Rp 100 ribu. Namun, itu bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. ”Sementara ini bertahan dulu dengan kondisi hujan seperti ini,” katanya.
Jauh sebelumnya, petani karet sempat diresahkan dengan keberadaan maling. Pencuri karet rela masuk ke dalam hutan untuk memanen karet mereka yang sudah dibekukan dalam wadahnya.
”Sering juga teman-teman kehilangan karetnya yang sudah siap jual dan tinggal diambil dari wadahnya,” tandasnya. (ang/ign)