Pilkada Minim Isu Lingkungan, Rawan Lahirkan ‘The Slow Killer’

catatan sabrianoor
Sabrianoor

Oleh: Sabrianoor

Hampir Sepanjang Bulan Maret 2024, di beberapa daerah Kalimantan Tengah dilanda bencana banjir. Dari data BPBD Kota Palangka Raya, tercatat sedikitnya empat orang meninggal dunia dalam musibah tersebut.

Bacaan Lainnya

Ancaman perubahan lingkungan yang nyata ini tidak lain salah satunya disebabkan campur tangan manusia, yaitu kerusakan ekosistem di daerah hulu sungai. Pertanyaannya, campur tangan manusia yang mana? Tentu saja yang punya kewenangan di dalamnya.

Dari data Walhi Kalteng menyebutkan, 15,3 juta hektare hutan di Kalteng, 2,1 jutanya telah mengalami deforestasi menjadi lahan perkebunan sawit. Selain itu, ada 1,9 juta hektare lagi yang berpotensi dikonversi lagi jika pengajuan izin-izin yang ada direalisasikan.

Hal ini tentunya berpengaruh terhadap keseimbangan ekologi yang ada. Masyarakat sudah merasakan dampaknya, seperti bencana banjir.

Hutan di sekitar DAS Kahayan, baik di Gunung Mas, Kota Palangka Raya maupun Pulang Pisau, banyak telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga :  Fenomena Penyebab Kenaikan Harga Jagung

Hal ini mengganggu resapan air dan tanah-tanah di sekitarnya, yang terbawa ke sungai sehingga terjadi pendangkalan sungai

Seberapa banyak area hutan yang dikonversi mesti diimbangi dengan reboisasi. Hal ini kebanyakan tidak dilakukan pihak perkebunan kelapa sawit, karena lemahnya pemerintah dalam pengawasan. Pemerintah punya kuasa dalam hal izin, pengawasan, maupun penegakan hukum.

Seperti kita ketahui, pemilihan kepala daerah akan berlangsung beberapa bulan lagi di Kalimantan Tengah. Banyak nama yang sudah mencuat. Kesana-kemari memburu simpati dan lobi-lobi.

Pasar politik tentu saja adalah masyarakat yang minim literasi. Masyarakat kebanyakan relatif fokus pada siapa yang memberikan keuntungan yang bisa dilihat, baik dari infrastruktur maupun ekonomi.

Padahal, ada hal yang sedikit sekali disentuh dalam misi kandidat tersebut pada janji-janji manis politiknya, yaitu isu lingkungan dan pendidikan. Ya, mereka hanya akan memenuhi selera pasar, tentang ekonomi, dan pembangunan fisik jangka pendek, karena ini yang hanya bisa dicapai dalam pemikiran mayoritas masyarakat.



Pos terkait