Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) PT SJIM Audy Valent mengatakan, perusahaan menjadi pelanggan premium PLN dengan daya 5.540.000 Volt Ampere (VA) sejak Juni 2021. Sebelum menjadi pelanggan premium PLN, perusahaan harus membeli cangkang sawit dari pabrik kelapa sawit. Kebutuhannya mencapai 200 ton cangkang sawit per hari, untuk bahan bakar mengolah 800 ton kernel per hari.
”Banyak kendala yang dihadapi ketika menggunakan bahan bakar cangkang sawit. Mencari pasokan cangkang semakin sulit dan harga tidak stabil. Apalagi saat panen sawit anjlok, cangkang pasti langka. Ketika tidak mendapatkan pasokan cangkang, pabrik pengolahan kernel mandek,” ucap Audy.
General Manajer PT SIJM Warno menambahkan, banyak keuntungan perusahaan setelah beralih ke listrik PLN. Di antaranya, kapasitas pengolahan kernel meningkat dari 800 ton menjadi 1000 ton per hari. Pasokan listrik yang stabil membuat pabrik bisa terus beroperasi. Biaya perawatan pabrik pun jauh lebih rendah dibandingkan menggunakan bahan bakar cangkang.
”Dengan beralih ke listrik PLN, manajemen PT SJIM berkeyakinan akan berdampak pada peningkatan efisiensi biaya operasional sehingga produktivitas perusahaan lebih maksimal. Menggunakan listrik PLN juga ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan polusi udara,” ucap Warno.
Penerapan electrifying agriculture di PT SJIM juga berdampak positif terhadap masyarakat sekitar. Sebanyak 70 rumah penduduk Dusun Banitan, Kelurahan Tanahmas, Kecamatan Baamang, bisa menikmati listrik PLN. Sebelumnya, perkampungan ini gelap karena tidak ada jaringan listrik PLN.
”Jaringan PLN yang masuk perusahaan, melintasi Kampung Banitan. Akhirnya warga sekitar bisa ikut menikmati listrik berkat electrifying agriculture di perusahaan kami,” ujar Warno.