SAMPIT – Tepat 17 April 2022, Surat Kabar Harian Radar Sampit genap berusia 16 tahun. Selama berdiri sejak 2006 silam, koran ini menjadi bagian dari sejarah perjalanan pembangunan daerah. Inovasi menjadi kunci agar tetap bertahan di tengah kerasnya tantangan zaman.
Semangat untuk menjaga konsistensi itu terlihat dari rangkaian kegiatan HUT Radar Sampit yang digelar selama dua hari, pada Sabtu (16/4) dan Minggu (17/4). Untuk pertama kalinya, sejak dihantam pandemi Covid-19 pada 2020, Radar Sampit kembali menggelar peringatan HUT yang dirangkai dengan buka puasa bersama.
Kegiatan yang dilaksanakan di halaman kantor Radar Sampit itu dihadiri Bupati Kotim Halikinnor, Wakil Bupati Kotim Irawatri, Ketua DPRD Kotim Rinie Anderson, General Manager Aquarius Boutique Hotel Sampit, Manager Hotel Midtown, tokoh pendiri Radar Sampit Muhammad Arsyad, tokoh agama, dan sejumlah undangan lainnya.
Bupati Kotim Halikinnor memberikan doa dan semangat kepada Radar Sampit atas bertambahnya usia. Menurutnya, situasi pandemi Covid-19 memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalani bagi perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang media penyiaran.
”Pandemi Covid-19 ini memang tidak mudah, tapi ini tantangan bagi kita semua. Saya ucapkan selamat kepada Radar Sampit yang tetap bisa bertahan dan yang terpenting tetap harus berinovasi. Kalau tidak, kita akan tergilas, kita akan tertinggal,” kata Halikinnor.
Halikinnor menuturkan, Radar Sampit merupaakan media kebanggaan warga Kotim yang bermarkas di Sampit dan masih tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. ”Radar Sampit adalah media kebanggaan Kota Sampit karena lahir dan tumbuhnya di Sampit. Saya yakin Radar Sampit tetap bisa bertahan. Harus tetap bangkit, terus berinovasi, terus berpikir kreatif dan lebih maju ke depannya,” ujarnya.
Direktur Radar Sampit Siti Fauziah mengatakan, berada pada titik seperti sekarang bukanlah sesuai yang mudah bagi Radar Sampit. Terutama selama dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19 melanda.
”Pandemi Covid-19 yang menghantam selama dua tahun terakhir tidak haya membuat ruang gerak dalam pencarian berita di lapangan terhambat, pendistribusian koran juga terhambat. Pendapatan perusahaan juga merosot tajam,” ujar Siti Fauziah.