Jika konflik itu melibatkan para pendukung, maka akan menimbulkan konflik sosial yang besar di masyarakat. Selain itu, tak sedikit kisah caleg yang gagal mengalami depresi, gangguan jiwa, bahkan bunuh diri. ”Para calon rela berutang atau bahkan menggadaikan rumah dan barang-barang berharga lainnya demi kemenangan,” tuturnya.
Terpisah, Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari mengklarifikasi pernyataannya terkait sistem pemilu. Hasyim menyatakan, pihaknya tidak akan berteori tentang hal itu. Misalnya, soal keuntungan, kelebihan, dan kekurangan sistem proporsional terbuka. Begitu juga terkait sistem proporsional tertutup.
Dia menegaskan bahwa KPU tidak berbicara pada level tersebut. Sebab, ranah perbincangan itu ada pada pembentuk UU dan para pengkaji. ”KPU levelnya pelaksana UU, sehingga saat memberikan keterangan, maka sesuai dengan apa yang dialami dan menjadi ruang lingkup tugas dari penyelenggara pemilu,” pungkasnya. (lum/bay/jpg)