Terowongan Nur Mentaya Jadi Magnet Baru, Ikon Jelawat dan Taman Kota Mulai Ditinggalkan

warga santai di terowongan nur mentaya
RAMAI: Pengunjung menikmati malam di pinggir jalan, tepat di atas saluran drainase di jalur Terowongan Nur Mentaya, Sabtu (24/12) lalu. (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Sinar terang Terowongan Nur Mentaya yang menjadi magnet baru tempat bersantai warga, membuat kawasan lainnya yang sebelumnya juga jadi pilihan, kian redup alias sepi pengunjung. Taman Kota Sampit dan ikon jelawat yang dulunya merupakan tempat favorit warga, kini mulai jarang dikunjungi.

Sejumlah pengunjung dari luar Kota Sampit mengaku lebih nyaman bersantai di terowongan cahaya itu. Mereka bisa langsung menikmati suasananya ketika memasuki Kota Sampit. Ikon jelawat tak lagi jadi pilihan karena dinilai kurang perawatan.

Bacaan Lainnya

”Di jelawat itu kurang penerangan. Bahkan kesannya semakin kurang terawat. Padahal di sana lebih bagus seandainya bisa dikelola dengan baik dan penerangannya mendukung, karena di pinggiran Sungai Mentaya,” kata Taufiq Haryadi, warga dari Cempaga Hulu, Selasa (27/12).

Dia melanjutkan, kawasan lainnya, yakni Taman Kota Sampit, juga tidak menarik seperti sebelumnya, karena desainnya memang tidak membuat pengunjung nyaman untuk mendatangi lokasi itu.

Baca Juga :  Sulitnya Mendisiplinkan Orang Politik, Kursi Kosong Dewan Terus Berulang

”Kesannya  seperti itu. Apalagi dipagari. Harusnya terbuka saja, tidak usah dipagari begitu tinggi, sehingga orang bisa masuk dan singgah di situ tanpa harus memutar lewat pintu,” ujarnya.

Warga lainnya mendukung agar Taman Kota Sampit konsepnya didesain ulang agar bisa menarik minat masyarakat berkunjung. ”Harusnya itu bisa jadi alun-alun Kota Sampit, karena di situ memang strategis. Sayangnya desainnya bikin tidak enak dikunjungi dan tidak menarik,” ujar Erma, warga Baamang.

”Sebelum dipagar dulu lebih menarik. Di situ ada lapangan basketnya, sehingga ramai terus,” tambahnya lagi.

Sementara itu, Bupati Kotim Halikinnor menyatakan, akan menata ulang Taman Kota Sampit. Lokasi itu dinilai perlu didesain lagi, sehingga benar-benar bermanfaat dan menjadi salah satu objek kunjungan masyarakat Kotim maupun pendatang.

”Pemerintah daerah akan menata dan mendesain lagi taman kota supaya lebih nyaman dan menjadi tempat kunjungan masyarakat,” ujarnya.

Catatan Radar Sampit, penataan Taman Kota Sampit pada 2013 silam menelan dana sekitar Rp15 miliar, sementara pembangunan Ikon Jelawat hampir Rp40 miliar. (ang/ign)



Pos terkait