Tetap Bertahan dengan Mengurangi Produksi

Perjuangan Pelaku UMKM di Masa Pandemi Covid-19
BERTAHAN: Beberapa anggota UMKM Perkumpulan Malima Energi Fokus Sejahtera (PMEFS), yang berkantor di Jalan Merak Palangka saat memperlihatkan salah satu produk mereka, yang omset penjualannya mengalami penurunan drastis semenjak mewabahnya Pandemi Covid-19.(DODI/RADAR PALANGKA)

”Ada  yang laku tapi tak bisa mengembalikan  biaya produksi. Bahkan dulu sempat menitip di toko oleh-oleh hingga banyak tutup akhirnya expired. Bertahannya produk abon bisa  6 bulan. Dan kami tidak pakai pengawet,” terangnya.

Dipaparkannya, selama ini produk-produk yang dihasilkan merupakan olahan hasil perikanan. Berupa Abon Kandas Sarai Ikan Gabus, Kandas Sarai Ikan Patin, Abon Rendang, Pantin, otak-otak Ikan Bandeng, Pempek Ikan Gabus, Tenggiri, Bakso Ikan Gabus hingga Dendeng Ikan Patin dan produk ikan lainnya. Dengan harga sangat terjangkau dan original olahan ikan, tanpa bahan pengawet kimia.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Wahyuni menguraikan, ikan yang bisa diolah yakni Patin dan Haruan atau Gabus karena banyak dicari dan ketersediaan bahan. Ke depan mereka angkat menggunakan Lele lagi.  ”Namun sekarang tak lagi berani memproduksi lebih banyak. Kecuali ada orderan. Seperti ada orderan oleh kementerian perikanan dalam acara safari gemar ikan 1.000 bungkus abon yang saat ini kami produksi,” sebutnya.

Baca Juga :  Belasan Polwan Duduki Jabatan Strategis

Menurut wanita ini, tidak hanya penurunan omset menjadi tantangan bagi UMKM. Tetapi juga pemasaran dalam kondisi saat ini, maka itu pihaknya selalu memiliki inovasi-inovasi produk tergantung permintaan atau perkembangan saat ini. Ia mengaku ini pemasaran masih sekitar kota, tapi mereka juga tawarkan via online, baik melalui platform onlineshop ternama, hingga bisa dikenal seluruh Indonesia, hingga ia mengaku pernah dibeli untuk oleh-oleh dibawa ke luar negeri, seperti Australia dan Jepang.

Wahyuni menambahkan,  mereka saat ini mengandalkan modal  yang ada dan manajemen sendiri. Dan PMEFS dibentuk tahun 2016 bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Sebelumnya,  ia sendiri dan mandiri dengan memproduksi Abon Cempedak.  Kemudian tahun 2015 didata Dinas Perikanan dan setahun diberi pembinaan hingga akhirnya terbentuk.

”Sampai sekarang dan tetap bertahan meskipun omset menurun drastis, tetapi kami para UMKM optimis terus bertahan. Makanya langkah bertahan  di pandemic Covid-91 menerapkan varian produk,” sebutnya



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *