Tujuh Pasien Meninggal dalam Sepekan

meninggal pasien covid-19
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

NANGA BULIK– Jumlah pasien meninggal akibat Covid -19 meningkat drastis diawal bulan Juli ini. Bahkan, dalam sepekan terakhir terpantau sudah ada tujuh pasien yang meninggal.

Pantauan koran ini, sejak tanggal 6 Juli lalu ada tiga pasien meninggal sekaligus dalam sehari. Lalu pada tanggal 7 Juli satu orang ASN Lamandau juga meninggal, namun posisinya di Sampit.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Selanjutnya pada 9 Juli lalu dua pasien meninggal sekaligus. Yakni warga Desa Bayat, seorang wanita berusia 52 tahun. Ia meninggal dengan cepat, kurang dari 24 jam setelah masuk RSUD karena datang ke RS sudah dalam keadaan drop. Yakni bersama penyakit bawaan anemia, diabetes melitus dan jantung.

Sementara itu satu lagi warga Desa Bukit Jaya juga datang ke UGD masuk dengan kondisi umum sudah kurang bagus. Saturasi oksigen hanya 33 persen, sempat naik setelah dirawat, namun dalam 24 jam saturasi turun lagi 50 persen dengan komorbid hipertensi. Hingga akhirnya tidak tertolong.

Baca Juga :  Halu Tingkat Tinggi, Pria di Kalteng Ini Nekat Potong Kelamin Sendiri

Dan pada Senin (12/7) satu lansia kembali meninggal. Wanita warga Desa Purwareja berusia 65 tahun ini masuk RSUD Lamandau sejak 2 Juli 2021 dengan diagosa Covid-19, hipertensi dan azotemia dengan SPO2 71 persen. Seluruh pasien yang meninggal langsung dimakamkan dengan prosedur pemakaman Covid-19.

Direktur RSUD Lamandau, Ning Agustina saat dikonfirmasi membenarkan bahwa rata-rata yang meninggal adalah yang sudah berusia lanjut dengan komorbid atau penyakit bawaan yang cukup berat.

“Belum ada yang meninggal karena murni Covid-19, rata-rata karena ada penyakit bawaannya. Seperti diabetes, jantung, hipertensi, dan kebanyakan lansia yang datang ke RS sudah dalam kondisi sedang hingga berat,” ungkapnya.

Melihat fenomena ini, ia berharap masyarakat maupun petugas Covid-19 di kecamatan dan desa bisa memantau dan memetakan warga lansia dengam komorbid di wilayahnya. Sehingga jika terjadi sesuatu bisa cepat terpantau dan mendapat penanganan lebih cepat.

“Karena sempat juga ada kejadian yang sudah meninggal duluan sebelum sampai ke RS karena isolasi mandiri di rumah,” bebernya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *