Tunaikan Janji untuk Penderita Thalesemia di Kotim

rumah singgah thalasemia kotim
RUMAH SINGGAH THALESEMIA : Bangunan eks Jamkesda milik aset Dinkes Kotim yang kini akan difungsikan sebagai rumah singgah untuk penyandang thalasemia di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Selasa (31/1). (HENY/RADAR SAMPIT)

Sebelumnya, Renny mengusulkan penyediaan kanopi, bed, perabotan rumah, peralatan dapur, peralatan kebersihan, papan plang nama, profil tank.

“Pemkab Kotim akan bantu lima bed dan meja kursi. Profil tank dan kanopi sudah terpasang. Papan plang nama juga sudah dipasang, kami sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh Pemkab Kotim,” ujarnya.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Renny hanya berharap agar bangunan dapat segera difungsikan.  “Peresmian itu pasti memerlukan biaya, kami tidak ada biaya yang besar. Pelantikan Popti waktu itu saja, semua ditanggung Pemkab Kotim mulai dari tempat, snack dan lain-lain. Saya tidak nyaman kalau harus diadakan acara peresmian lagi yang tentu memerlukan biaya. Yang terpenting sekarang, bangunan rumah singgah yang baru ini bisa lekas ditempati. Karena, sudah ada 3-5 orang yang menanyakan dan ingin menginap di sini, tetapi belum siap. Karena, kami masih menunggu SK pinjam pakai bangunan dari Dinkes Kotim,” katanya.

Baca Juga :  Ngerinya Tungau Penyebab Scabies, Bisa Bertahan Dua Bulan, Jumlahnya Bisa Ribuan di Kulit

Menurutnya, keberadaan rumah singgah sangat membantu pasien thalesemia yang ingin melakukan pengobatan rutin ke rumah sakit setiap 2 minggu sampai setiap bulan sekali tergantung keparahan penyakitnya. Pengobatan transfusi darah itu dilakukan selama seumur hidup.

Renny bahkan rela menyiapkan rumah singgah berupa barak satu pintu untuk pasien thalesemia yang ingin singgah dan menginap ketika berobat ke RSUD dr Murjani Sampit.

Sebagai orang tua, dia merasakan betul betapa besarnya pengeluaran untuk membiayai pengobatan anaknya yang mengalami penyakit thalasemia. Ia tak ingin ada anak-anak penyandang thalesemia kesulitan mendapatkan pengobatan.

“Dulu layanan pengobatan thalesemia belum ada di RSUD dr Murjani Sampit, dulu saya bolak balik mengantar anak berobat ke Banjarmasin. Biaya transport, penginapan, pengobatan itu memerlukan biaya yang cukup besar. Pengobatan itu rutin dilakukan setiap bulan seumur hidup,” ujarnya.

Rasa kepeduliaannya terhadap penyandang thalesemia mengantarkannya pada kemudahan dari sisi urusan pengobatan. Renny juga membantu para orang tua mempermudah urusan pengobatan di rumah sakit agar dapat segera dilayani.



Pos terkait