Lebih lanjut Irawati mengatakan, dirinya merupakan sosok yang tidak mudah percaya pada orang lain. ”Saya tipe orang yang tidak mudah percaya, kalau cuma menerima laporan tanpa melihat kenyataan di lapangan,” ujarnya.
Dia mengaku kerap menerima keluhan dari warga Kotim melalui akun sosial media pribadi miliknya, baik Instagram, Facebook, maupun WhatsApp.
”Mungkin mereka menginginkan saya menjadi seorang ibu yang bisa mendengar keluhan masyarakat. Itulah yang termotivasi saya turun ke lapangan. Ternyata setelah turun ke lapangan memang benar adanya,” katanya.
Irawati mengaku miris setelah mengetahui kebenaran tersebut. Hal itulah yang membuatnya gencar melakukan penertiban, seperti anak jalanan, miras, prostitusi, mabuk-mabukan, dan penyakit masyarakat lainnya.
”Saya miris melihatnya. Bukannya saya memberantas, tetapi mau mengurangi kehidupan prostitusi, balapan liar, dan anak-anak minum di pinggir jalan. Saya seorang ibu, pasti terpanggil melihat anak-anak yang berbuat yang tidak seharusnya dilakukan anak seusianya. Bagaimana caranya agar mereka bisa kembali ke orang tuanya dan diberikan pembinaan,” ujarnya.
Irawati menegaskan, dia akan tetap turun ke lapangan apabila memang masih banyak yang harus diperbaiki di Kotim, terutama terkait anak jalanan, kehidupan dunia malam, dan peredaran miras.
Dia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan padanya. ”Karena yang saya kerjakan juga atas permintaan masyarakat, tapi saya juga punya keterbatasan dan saya mohon maaf apabila tidak bisa memenuhi keinginan masyarakat. Semua ikhlas. Niatnya tulus, tidak ingin mengambil pekerjaan orang lain dan tidak menghilangkan rezeki orang lain atau menjadi sok jagoan ataupun pencitraan,” tegasnya.
Dalam harapannya untuk Kotim, Irawati menginginkan daerah ini lebih maju. ”Masyarakatnya terlindungi. Yang pasti kita menginginkan Kotim lebih baik ke depannya,” ujarnya. (hgn/ign)