Yuni Sri Rahayu, Caleg PRT dengan Modal Tak Sampai Rp2 Juta

Ikut Beberapa Majikan, Kampanye di Luar Jam Kerja dan Hari Libur

caleg buruh
SAPA PEMILIH: Yuni Sri Rahayu (berjilbab oranye) saat berkampanye dari pintu ke pintu untuk pencalonannya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta. (YUNI SRI RAHAYU UNTUK JAWA POS)

Saat kampanye, Yuni juga hanya memberikan atribut berupa poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender kepada warga yang dia temui.

”Saya menyebut diri sendiri caleg nggak punya modal, caleg duafa, karena memang nggak punya uang kayak yang lain. (Tidak) bisa berkampanye yang bisa kasih minyak atau kasih apa pun,” ucap perempuan kelahiran 14 Juni 1982 itu.

Bacaan Lainnya

Selama bertemu masyarakat, tidak jarang Yuni mengalami penolakan. Namun, dia menyikapi setiap respons positif dan negatif dengan bijak.

”Kalau misalnya ditanyain dapat apa, mana kaus, mana minyak, ya kami bilang kami nggak punya kaus. Kami sosialisasi seadanya. Kami menghindari politik uang atau melebihi dari yang diaturkan,” ungkapnya.

Dalam kampanyenya, Yuni fokus mengedukasi pemilih bahwa diskriminasi PRT masih terjadi di Indonesia. Juga ada RUU PPRT yang hingga saat ini belum juga disahkan. Menurut Yuni, dirinya mencalonkan diri sebagai anggota legislatif untuk menyuarakan dua hal tersebut.

Baca Juga :  Aspirasi Rakyat Bisa Terabaikan Jika Sistem Politik seperti Ini Diterapkan

Bila tidak bisa menemui pemilih secara langsung, Yuni bersama serikatnya gencar berkampanye lewat media sosial. Itu pun sebenarnya tak mudah bagi Yuni. Tidak jarang muncul komentar yang menyudutkan atau bahkan meremehkan.

”Jujur saja, awalnya sampai kena mental. Tapi, karena dorongan teman-teman PRT, dan aku juga mikir kalau nggak semua paham, nggak semua tahu aku. Makanya maju terus,” katanya.

Kini ibu empat anak itu pasrah dengan hasil akhirnya. ”Menang atau nggak, saya nggak terlalu ambil pusing. Saya juga masih kerja. Walaupun nggak menang, saya juga nggak stres mikirin dana yang habis berapa. Karena saya, jujur saja, mimpi jadi caleg juga nggak,” imbuhnya.

Yuni hanya berharap ada caleg terpilih yang mau memperjuangkan isu diskriminasi PRT serta perlindungan sosial untuk anak dan perempuan.

”Seandainya saya nggak menang, (semoga) isu yang saya mau sampaikan ada yang memperjuangkan, kalau terpilih alhamdulillah. Terpilih atau nggak, saya tetap aktif advokasi, khususnya pekerja rumah tangga,” jelasnya. (*/jpg)



Pos terkait