Karena itu, digelar acara penyerahan simbolis di Mapolda Sumsel. Terlepas dari ada tidaknya dana Rp 2 triliun itu, Kapolda menegaskan sudah memaafkan keluarga Akidi. Juga, semua orang yang menghujat dan yang berempati dalam masalah tersebut.
Eko berharap, semua pihak menyudahi kegaduhan yang timbul dari masalah bantuan Rp 2 triliun itu. ”Saatnya kita pilih jadi pejuang atau pecundang ketimbang habis energi untuk hal-hal yang tidak perlu,” imbuhnya.
Menurut Kapolda, masih banyak masyarakat Sumsel yang butuh bantuan di masa pandemi ini. Dia berharap, para donatur yang masih ingin memberikan bantuan atau sumbangan tidak mundur dan ragu meski ada peristiwa tersebut. ’’Percayalah, tebar terus kebaikan. Pada akhirnya, Tuhan juga yang akan menilai apa yang kita lakukan,” tegasnya.
Terpisah, Lesty menyatakan siap menjadi saksi untuk kasus sumbangan Rp 2 triliun tersebut. Dia menyatakan menghargai semua niat baik dari keluarga Akidi. ’’Tapi, kita tidak tahu apa sebenarnya perselisihan yang ada di dalam. Saya berharap adanya kejadian ini justru menginspirasi yang lain untuk membantu,’’ ujarnya.
Awal mula bantuan itu, dia dihubungi Hardi yang minta nomor telepon Kapolda Sumsel. ’’Sebelum saya berikan, saya izin dulu dengan Pak Kapolda. Beliau welcome karena ada orang yang berniat baik untuk memberikan bantuan. Intinya, kita berpikir positif,’’ katanya. (iol/afi/rei/c6/ttg/jpg)