BERBAHAYA bagi Kehidupan, Level Pencemaran di Kota Sampit Menghitam

Bukti Gagalnya Upaya Pencegahan

ispu net
Tangkapan layar di aplikasi pengukur kualitas udara untuk Kabupaten Kotawaringin Timur. (istimewa)

Masifnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu penyebab utama pencemaran kualitas udara di Kotim saat ini. DLH Kotim mengimbau masyarakat mencegah dan menghindari pembakaran hutan dan lahan.

”Masyarakat kami harapkan turut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya karhutla, agar kualitas ISPU di wilayah ini kembali membaik dan menghindari dampak negatifnya bagi kesehatan,” katanya.

Bacaan Lainnya

Sampai hari ini kabut asap masih terlihat menyelimuti Sampit disertai bau asap menyengat. Data BPBD Kotim, jumlah titik panas dua bulan terakhir meningkat tajam. Titik panas pada Agustus sebanyak 1.345 titik dan September sebanyak 1.994 titik. Jumlah ini naik berkali lipat dibanding biasanya yang hanya berkisar maksimal 100 titik.

Sebaran terbanyak terkonsentrasi di wilayah selatan, yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit. Selama September, titik panas di Mentaya Hilir Selatan tercatat 683 titik dan Teluk Sampit 424 titik.

Baca Juga :  Beli Elpiji 3 Kg Wajib Bawa KTP, Berlaku Mulai 1 Januari 2024

Pemadaman kebakaran lahan terus dilakukan oleh tim gabungan bersama relawan dari berbagai kelompok. Pemadaman juga diperkuat melalui udara dengan water bombing atau pengeboman air menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Status bencana di Kotim saat ini tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Status itu sudah satu kali diperpanjang selama tujuh hari. ”Senin (hari ini, Red) akan dilakukan rapat evaluasi kembali terkait kondisi saat ini untuk penetapan status dengan melibatkan semua pihak terkait,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam. (yn/ign)



Pos terkait