Cerita Warga Terdampak Banjir di Pedalaman Kotim (1)

Aktivitas Ekonomi Lumpuh, Pelayanan Kesehatan Sulit Didapat

banjir
DISAMBUT ANTUSIAS: Seorang warga lansia di Kecamatan Mentaya Hulu tengah diperiksa kesehatannya, didampingi Wabup Kotim Irawati dan Ketua DPRD Kotim Rinie, Selasa (7/9). (YUNI/RADAR SAMPIT)

Sebelum ke rumah Suryani, pemeriksaan kesehatan lebih dulu dilakukan di rumah tetangganya yang juga mengalami stroke. Adanya layanan kesehatan yang langsung mendatangi rumah, sangat mereka nantikan karena selama ini warga setempat tidak pernah berobat.

Selain di Desa Tangkarobah, hal yang sama juga terjadi di Desa Bawan. Desa selanjutnya yang didatangi Irawati. Banjir terlihat merendam hampir seluruh rumah di desa itu. Bahkan, seorang warga hanya bisa terbaring sakit di rumahnya yang separuh terendam air.

Bacaan Lainnya

Irawati bersama Rinie masuk ke rumah menggunakan perahu kecil. Begitu juga dengan tenaga kesehatan yang langsung memeriksa kondisi kesehatan warga tersebut.

Di tengah banjir itu, sejumlah warga memang diserang sakit. Kondisi itu menambah berat beban mereka yang ditimpa bencana. Apalagi sakitnya hampir tak pernah tersentuh tenaga kesehatan.

Baca Juga :  Delapan Kelurahan di Palangka Raya Banjir, TNI dan Polri Dikerahkan Bantu Warga

Anang (70), warga Desa Kawan Batu, misalnya, sudah empat tahun mengalami stroke hingga tak dapat lagi berjalan. Kakek itu belum pernah sekalipun berobat. Bukan karena tidak ingin memeriksakan diri, apalagi sudah hampir dua tahun belakangan desa mereka tidak mempunyai tenaga kesehatan, baik bidan ataupun perawat.

Karena itulah, kehadiran Irawati bersama rombongan yang didampingi tenaga kesehatan disambut gembira. Bahkan, seorang warga berinisiatif membawa tikar ke tengah jalan desa untuk tempat mereka memeriksakan diri.

”Kalau sakit biasa paling minum obat warung. Sebenarnya tidak ada keluhan, tapi dengar ada pengobatan gratis senang sekali. Makanya langsung periksa. Tensi tadi naik sedikit, ini sudah di kasih obat,” ujar Tarliah (45), warga yang mendapatkan pelayanan kesehatan.

Di Baampah, desa terakhir yang dikunjungi, ada tiga orang yang diperiksa dalam satu keluarga. Rumah warga tersebut sudah terendam. Mereka membuat panggung di dalam rumah agar tetap bisa bertahan meski banjir.

Misnah, salah satu anggota keluarga saat ditemui Irawati mengeluh sakit kepala dan segera diperiksa kesehatannya. Tak lama ia pun menangis di pelukan Irawati. Irawati mencoba menenangkannya sambil menghibur dan menguatkan mereka agar bersabar dengan musibah yang terjadi saat ini.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *