PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Harga beras premium di sejumlah pasar dan kios di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), tembus Rp 18 ribu per kilogram. Harga tersebut merupakan rekor tertinggi.
Melonjaknya harga kebutuhan pokok masyarakat itu membuat ibu rumah tangga (IRT) menjerit, dan berdampak pada kebutuhan hidup yang semakin mencekik.
Salah seorang warga Kelurahan Baru, Ratna, mengaku resah dengan kenaikan harga beras yang melonjak, terlebih saat ini umat muslim sedang bersiap menyambut bulan suci Ramadan.
“Sekarang sudah delapan belas ribu di tingkat eceran, naiknya begitu tinggi dan sepertinya ini tertinggi yang pernah dicapai,” keluhnya.
Kondisi tersebut membuat ia berpikir keras untuk mengatur keuangan rumah tangga, apalagi suaminya hanya buruh serabutan yang tidak menentu penghasilannya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM dan Pasar Alfan Kusnaini mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras.
“Naiknya biaya produksi karena naiknya harga gabah di petani, dan masa panen padi yang sudah lewat dua bulanan (November 2023), sementara masa panen lagi baru pertengahan Maret,” ungkapnya.
Selain itu, kenaikan juga diakibatkan oleh naiknya permintaan konsumen karena acara keagamaan dan lain-lain.
Sejatinya berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional RI Nomor 7 Tahun 2023 tentang harga eceran tertinggi, sudah diatur harga eceran tertinggi (HET) beras medium dan premium. HET untuk Kalimantan Tengah berdasarkan aturan tersebut sebesar Rp11.500 per kilogram untuk jenis beras SPHP.
“Kalau di Jawa sekarang sudah Rp 24 ribu, jadi kondisi kita masih baik-baik saja,” ujarnya.
Kendati demikian Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat akan mengadakan pasa murah dalam waktu dekat sebagai bagian upaya untuk mengintervensi harga beras dan untuk stok di Kobar masih aman. (tyo/yit)