Hasilkan Puluhan Ribu Ton Sekali Panen, Harapkan Buah Langsat Jadi Varietas Unggulan Kotim

Keseruan Wabup Kotim Panen Buah Langsat di Kebun Warga Desa Cempaka Mulia

langsat
BERKUNJUNG : Wabup Kotim Irawati, Ketua IBI Kotim dan Direktur Radar Sampit Siti Fauziah berfoto bersama Owner Linusa Garden saat berkunjung panen buah langsat di Kelurahan Kotabesi Hulu, Senin (26/2/2024). (Heny/Radar Sampit)

Sembari memanen, Fauziah terlihat begitu bersemangat. Bahkan nekat ingin memanjat. Dua karung bekas sengaja ia siapkan untuk menampung hasil panen buah langsat segar yang memang sudah dipersilakan oleh pemilik kebun.

”Buahnya terlihat siap panen, banyak bergelantungan. Tidak sabar rasanya ingin ikut memanen. Tetapi, ternyata ada sarang tawon, saya tidak jadi dan memilih turun daripada pulang badan bentol-bentol,” ucap Fauziah yang sudah memanjat dua langkah di pohon, namun mengurungkan niatnya karena tak ingin mengambil risiko.

Bacaan Lainnya

Saking semangatnya memanen buah langsat, Fauziah tak menyadari semut merah menggigit jari kakinya yang mungil hingga sedikit membengkak dan kemerahan. Tak hanya kaki, selama di kebun, Fauziah juga beberapa kali digigit nyamuk di punggung tangannya sampai bentol-bentol.

Baca Juga :  TRAGIS!!! Pemotor Tewas Terpental Membentur Aspal di Samuda

Meski begitu, ia tak jera dan nampak bahagia ketika punya kesempatan memanen langsung buah langsat di lahan warga.

”Saya sudah ke sini Kamis lalu dan Senin ini ke sini lagi. Kalau dipikir-pikir, membeli buah langsat yang dijual di pinggir jalan Kota Sampit Rp10 ribu bisa dapat sekilogram, tidak perlu jauh-jauh kesini. Tapi, rasanya tetap beda. Memetik sendiri dengan membeli langsung, perjuangannya terasa berbeda,” ucapnya sambil bercanda dengan Muhammad Alianur, tenaga kesehatan di Puskesmas Cempaka Mulia yang dikenal humoris.

Kepala Puskesmas Cempaka Mulia Saif Ansari mengatakan, di atas lahan 4 hektare, keluarganya menanam lebih dari 50 pohon langsat. Tidak hanya itu, ada pula pohon durian, ramban, manggis, rambutan, rambai, kacang panjang, terong, labu, dan singkong yang juga ditanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

”Pohon ini sudah ditanam sejak tahun 1980. Panen pertama saat saya masih kecil. Sudah tidak terhitung berapa kali sudah buah langsat panen, sudah puluhan kali panen dalam setahunnya. Sekali panen bisa mencapai lebih dari 80 ton,” kata Saif.

Baca Juga :  Jumat Pagi Membara! Satu Rumah dan Kios Pakaian Terbakar

Selama 44 tahun pohon langsat berdiri, ia tak kesulitan melakukan perawatan. Pohon itu dibiarkan hidup bebas setinggi harapan. ”Perawatan alami saja tidak pakai pupuk. Saya jual Rp5.000-10.000 per kilogram. Pasarannya jual ke Kotim dan Seruyan,” ujarnya.



Pos terkait