SAMPIT, radarsampit.com – Ketidakadilan dalam lingkungan birokrasi kembali mencuat di Pemkab Kotawaringin Timur (Kotim). Sejumlah pegawai menyampaikan keluhan mengenai aparatur sipil negara (ASN) yang sudah bertahun-tahun tidak pernah masuk kantor, namun tetap menerima gaji penuh tanpa konsekuensi nyata.
Seorang pegawai non-ASN di lingkungan Pemkab Kotim, yang enggan disebut namanya, menuturkan bahwa di lingkungan tempat kerjanya ada ASN yang tidak turun bekerja, dan kondisi ini menurutnya sudah berlangsung lama dan sangat merugikan pegawai lain yang disiplin dan aktif bekerja.
“Ada PNS yang sudah bertahun-tahun tidak pernah turun kerja. Absen dibantu orang kantor. Alasannya sakit, tapi kenyataannya sering ketemu di jalan, di pasar, sehat-sehat saja. Aneh, kok bisa ada surat sakit dari dokter, padahal orangnya sehat?” ungkapnya.
Sementara itu, pegawai lainnya yang bekerja secara rutin mengeluhkan ketimpangan perlakuan. Bahkan keterlambatan saat apel pagi pun langsung berdampak pada pemotongan gaji.
“Kami telat apel saja, langsung dipotong. Kadang alasan telat itu di luar kendali, seperti motor mogok atau sakit perut. Tapi tetap saja, tidak ada toleransi. Sudah izin pun, gaji tetap dipotong,” sambungnya.
Ia mengungkapkan rasa frustrasinya karena merasa seperti “ditindas diam-diam” dalam sistem yang semestinya menjunjung tinggi keadilan dan profesionalitas. Dia mengaku tidak berani bersuara, karena khawatir mendapatkan perlakuan tidak adil dalam pekerjaan.
“Kami kerja apa saja dikerjakan, standby setiap hari, nggak pernah melawan. Kami yang tidak pernah melawan tapi kami yang selalu ditindas, karena tidak berani bersuara. Nanti kalau kami bersuara kami dipersulit dikerjaan. Kami gaji cuma Rp2 juta, dipotong lagi. Tapi yang tidak pernah masuk, tetap terima gaji penuh dan bahkan dapat TPP (tunjangan penghasilan pegawai),” ujarnya.
Dirinya menilai tidak ada toleransi dari instansi terhadap mereka. Padahal apa yang dialami, seperti terlambat atau lupa absen ada alasannya, namun gaji tetap di potong tanpa ada konfirmasi sebelumnya.