Format tersebut hanya berisi tanya-jawab antara paslon dengan moderator dan panelis, tanpa ada sanggahan antar paslon. Menurut tim Prabowo-Gibran, debat dengan model saling menanggapi antar paslon akan menghabiskan banyak waktu tanpa ada kesempatan menjelaskan visi-misi masing-masing paslon. ”Di kesempatan itu, kami dengan tegas menolak,” kata Nihayatul.
Dalam pertemuan diskusi itu, Nihayatul mengaku pihaknya yang mengusulkan agar pasangan capres-cawapres selalu dihadirkan dalam seluruh rangkaian debat. Namun, bukan menghilangkan debat antar cawapres. ”Dalam pemikiran kami, kehadiran paslon secara lengkap tetap penting sekalipun hanya capres atau cawapres saja yang tengah berdebat,” ungkapnya.
Nihayatul menjelaskan, yang dimaksud capres hadir dalam debat cawapres itu adalah hadir berpasangan lengkap. Bukan capres hadir untuk berdebat. ”Serta bukan berarti menghilangkan debat antara cawapres,” imbuhnya. Nihayatul menegaskan, dalam konklusi rapat waktu itu hanya menyepakati lokasi agenda debat dan waktu pelaksanaannya.
Sementara terkait format dan teknis debat akan digelar kembali dengan menghadirkan seluruh tim paslon. Berikutnya, timnas Amin mengirimkan surat berisi masukan tertulis untuk melaksanakan debat cawapres. ”Kami masih menunggu KPU untuk mengadakan rapat sebagaimana dijanjikan pada pertemuan 29 November,” terangnya. (far/tyo/jpg)