“Ini harus jadi perhatian pihak penyelenggara agar tujuan vaksinasi bisa tercapai, masyarakat yang antre vaksin dengan aman, dan setelah vaksin pun aman, bukan malah sebaliknya, setelah kegiatan vaksin malah berpotensi terpapar,“ tegasnya.
Menurut Riskon, sebaiknya Pemkab Kotim melalui Dinkes Kotim sebagai leading sector kegiatan vaksin Covid-19 berkolaborasi dengan Disdukcapil sampai kepada RT/RW mengenai peserta yang akan divaksin, kemudian masyarakat diberikan undangan vaksin, seperti halnya waktu Pilkada.
“Sehingga masyarakat yang datang diatur jam datangnya dan tidak menimbulkan kerumunan, karena partisipasi masyarakat waktu Pilkada tahun lalu cukup banyak, tapi belum ada saya mendengar berita kluster Pilkada . Mudah-mudahan ini bisa menjadi perhatian semua pihak terkait,” harap Riskon.
Sementara itu, Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin mengatakan, vaksinasi missal terbagi di lima puskesmas dan di Citimall Sampit. Setiap puskesmas ada 200 dosis, sementara 500 dosis di Citimall Sampit.
“Karena banyak masyarakat yang mengeluh kekurangan vaksin dosis kedua, maka vaksinasi di Citimall diprioritaskan dosis kedua,” kata Jakin.
Karena banyaknya antrean masyarakat di kawasan mall, petugas harus mengurai kerumunan.
“Kami langsung mengurai kerumunan masyarakat di mall, dan langsung kami sampaikan kepada masyarakat bahwa vaksinasi di mall prioritas dosis kedua,” ujarnya.
Kapolres sempat berinteraksi dengan beberapa masyarakat, dan mengakomodir vaksinasi tahap pertama. Polres juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kotim untuk menambah dosis vaksin tahap pertama.
“Awalnya 500 dosis, dan jumlahnya ditambah menjad 1000 dosis,” sebutnya. (ang/rm-106/fm)