Dukungan Pemkab Kotim dalam peningkatan kualitas SDM juga dibuktikan melalui program beasiswa Gerbang Mentaya. Terdapat empat kriteria mahasiswa yang berkesempatan mendapatkan bantuan, di antaranya beasiswa kurang mampu, beasiswa akademik, beasiswa nonakademik, dan beasiswa tahap akhir.
”Pemkab Kotim sudah menganggarkan dana APBD untuk program beasiswa Gerbang Mentaya yang beberapa tahun ini sudah berjalan. Informasinya ada 75 mahasiswa di UMSA yang sudah mendapatkan beasiswa Gerbang Mentaya. Nominalnya Rp1,5-3 juta. Mudah-mudahan ekonomi membaik, sumber pendapatan meningkat, nanti diharapkan besaran beasiswa yang diberikan akan kami pertimbangkan bisa lebih besar lagi,” ujar Halikinnor.
Selain itu, lanjutnya, bantuan pendidikan untuk mahasiswa tidak mampu juga diberikan kepada perguruan tinggi di Universitas Darwan Ali, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Habaring Hurung Sampit, dan Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sampit.
”Tahun lalu tiga pemerintah daerah juga membantu langsung ke perguruan tinggi di UNDA, STIH, dan STIE. Sudah didata, mahasiswa yang betul-betul tidak mampu berhak menerima bantuan keringanan biaya kuliah sepenuhnya dengan total Rp10 juta setahun per orang. Orang tuanya tinggal membiayai ongkos makannya saja,” katanya.
”Kedepannya, saya ingin perusahaan di Kotim dapat menggunakan dana CSR-nya untuk membantu memberikan beasiswa pada masyarakat desa yang ingin melanjutkan pendidikannya melalui bantuan beasiswa,” sambungnya.
Rektor UMSA Ramadansyah siap mendukung misi Bupati Kotim mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Hal itu sejalan dengan program UMSA dalam peningkatan SDM tenaga pengajar (dosen).
”Kami pasti mendukung misi Pak Bupati. Karena itu juga sejalan dengan program UMSA dalam pengembangan kualitas SDM. Baik itu SDM dosen dan mahasiswanya. Saat ini UMSA sudah memiliki 43 dosen lulusan pendidikan S-2 dan 4 dosen lulusan S-3 dan untuk memenuhi program 5.000 doktor Muhammadiyah. Tahun ini ada empat dosen lagi yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S-3,” kata Ramadansyah.