Khozaini menuturkan, dia terjun ke dunia politik dan berhasil menjadi wakil rakyat karena termotivasi untuk menjadi corong bagi pemerintah daerah dalam membangun Kotim.
”Ketika saya jadi pedagang, omongan kami jarang didengar pemerintah. Dianggap angin lalu. Tetapi, ketika saya beralih status menjadi wakil rakyat di DPRD, omongan seorang wakil rakyat punya kemampuan besar untuk menyampaikan persoalan faktual di tengah masyarakat. Terkait apakah itu direalisasikan atau tidak, yang pasti saya sudah bicara sebagai wakil mereka,” kata Khozaini.
Ketika disinggung gaji sebagai seorang wakil rakyat dibanding penghasilannya sebagai pedagang, pria 34 tahun ini hanya tersenyum. ”Kalau jualan begini rezekinya tergantung pembeli. Kalau pembeli banyak, banyak juga uangnya. Kalau di Dewan, uangnya setiap bulan pasti bisa dihitung masuk rekening,’’ ucapnya.
Dia juga berharap DPRD Kotim lebih banyak diisi politikus muda. Pasalnya, generasi muda dinilai masih memiliki idealisme tinggi untuk berjuang bersama dengan rakyat.
”Jadi, jangan minder meski kita muda. Pedagang, pengusaha itu sama saja. Semakin banyak anak muda masuk politik dan DPRD, saya yakin kita bisa menjadi warna baru untuk politik di Kotim. Terlebih bagi dunia pemerintahan yang aspiratif,” tandasnya. (***/ign)