Kisah Melawan Covid-19 dari Tengah Laut

Kurangi Mobilitas, Antar Obat Gunakan Drone

covid-19
RUANG ISOLASI: Situasi di dalam KM Umsini dalam kondisi berlayar dan jadi tempat isolasi mandiri warga yang dinyatakan positif Covid-19. (DOK.FAJAR)

”Hari ketujuh, kapal kembali disandarkan di pelabuhan. Lalu, proses pembersihan kapal dan menurunkan pasien yang sudah nonreaktif,” urai Danny.

Pengantaran obat menggunakan drone untuk mengurangi mobilitas orang dari luar. ”Warga yang kita naikkan (di kapal isolasi) usia 40 tahun ke bawah atau usia produktif tanpa penyakit penyerta,” katanya.

Bacaan Lainnya

Kelompok rentan yang terkonfirmasi positif seperti lanjut usia (lansia), anak-anak, dan ibu hamil tidak dinaikkan di kapal isolasi. Sudah disiapkan tempat khusus bagi mereka, antara lain balai besar laboratorium kesehatan dan asrama haji.

Pasien yang hendak mengikuti program isolasi apung harus melalui rekomendasi puskesmas. Dan, mesti menandatangani persetujuan.

Pasien akan dijemput tim Covid Hunter ke tempat isolasi. Jadi, pasien tidak datang sendiri ke fasilitas isolasi apung. ”Sebanyak 47 mobil Covid Hunter digunakan untuk antar warga yang akan isolasi,” jelasnya.

Baca Juga :  Dukung Langkah Pemerintah Tangani Covid-19

Pemkot Makassar mengalokasikan anggaran Rp 1,5 miliar per bulan untuk sewa kapal KM Umsini sebagai isolasi apung. ”Bukan per seat,” kata Kasubbag Bidang Kerja Sama Dalam Negeri Pemkot Makassar Erwin.

Sementara itu, menurut Danny hitungan per tempat tidur. ”Tetapi, semua fasilitas bisa digunakan,” ucapnya.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Khidri Alwi menyebut program Pemkot Makassar itu sebagai sesuatu yang patut diapresiasi. Hanya, karena sosialisasinya kurang maksimal, respons publik tidak terlalu besar.

”Pemkot pun harus lebih memasifkan sosialisasi dan edukasi agar pasien mengikuti isolasi terpadu. Selain itu, isoman di rumah harus dipantau terus agar tidak muncul yang baru,” sarannya.

Danny menyebutkan, biaya fasilitas isolasi apung itu jauh lebih ekonomis daripada harus menyewa kamar hotel berbintang. Pemkot Makassar juga sudah memiliki laboratorium di RSUD Daya yang mampu mendeteksi empat varian baru.

”Kalau menggunakan alat PCR biasa, varian Delta tidak dapat dideteksi. Fasilitas di sini supersensitif,” ujar Danny.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *