Kobar Rawan Krisis Pangan karena Andalkan Pasokan dari Luar Daerah

pasar karang mulya
KEBUTUHAN PANGAN: Salah satu sudut Pasar Karang Mulya, Kabupaten Kobar. Sebagian besar bahan pangan yang dijual di pasar tersebut dipasok dari luar daerah. (Slamet Harmoko/Radar Sampit)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Kabupaten Kotawaringin Barat menghadapi masalah serius dalam hal ketahanan pangan. Sebanyak 39 desa di daerah ini masuk dalam kategori rawan krisis pangan.

Kondisi ini disebabkan oleh ketergantungan yang tinggi pada pasokan beras dari luar daerah.

Bacaan Lainnya

Kepala Bappedalitbang Kotawaringin Barat Juni Gultom mengatakan, Kobar hanya mampu memproduksi tiga persen dari total kebutuhan beras, sementara 97 persen harus didatangkan dari luar daerah.

Fakta ini disampaikan Juni Gulton saat memberikan paparan penyusunan visi misi kepala daerah yang mengacu pada RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) 2024-2045, Rabu (17/7/2024).

Ketergantungan yang sangat besar ini membuat Kobar sangat rentan terhadap gangguan distribusi pangan. Ketika ada gelombang besar yang menyebabkan distribusi tersendat, situasi pangan di Kobar terancam berbahaya.

Sosialisasi
JELANG PILKADA: Juni Gultom berfoto bersama Plh Ketua KPU Kobar dalam acara sosialisasi penyusunan visi misi kepala daerah yang mengacu pada RPJPD 2024-2045 yang diselenggarakan KPU Kobar, Rabu (17/7/2024).

Risiko ini semakin tinggi jika sampai terjadi penghentian pasokan beras dari luar daerah.

Baca Juga :  Ternyata Ini Penyebab Aksi Panen Massal Kebun Sawit di Kalteng

“Data kita ada 39 desa rawan pangan dari 94 desa dan kelurahan, maka isu ketahanan pangan ini masih sangat relevan dalam penyusunan visi misi kepala daerah,” kata Juni Gultom.

Kemudian isu lain yang dipaparkan adalah kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) Kobar yang masih di bawah 25 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Untuk menjadi daerah otonom yang bisa dikatakan sukses, PAD harus di atas 50 persen dari total APBD.

“Kabupaten Kobar saat ini PAD masih berkisar diangka Rp 300 Juta. Sedangkan APBD Kobar Rp 1,7 Triliun. Maka diperlukan terobosan dan kerja keras agar PAD Kobar menjadi lebih besar dari angka sekarang,” bebernya.

Menurutnya, masih banyak isu-isu yang relevan dan bisa dituangkan dalam visi misi kepala daerah yang mengacu pada RPJPD 2024-2045. (sam/yit)



Pos terkait