Kolam Ikan Kebanjiran, Jalan Sampurna Barat Mendadak Jadi Wisata Pemancingan

Dampak Banjir Sampit terhadap Pembudidaya Ikan 

kolam pemancingan
MEMANCING: Warga ramai memancing ikan di sekitar lokasi tambak ikan lele yang lepas karena kebanjiran di Jalan Sampurna Barat, Kamis (2/5/2024). (HENY/RADAR SAMPIT)

”Saya kan memancing di parit sini saja. Kalau saya mancing di kolam tambak punya orang itu namanya mencuri,” jawabnya santai.

Di sisi lain, tak jauh dari posisi Andri duduk, ada laki-laki remaja yang nampaknya sudah tak sabar duduk memancing. Ia memilih menceburkan kedua kakinya di kebun warga yang kebanjiran yang mencapai hampir selutut orang dewasa.

Bacaan Lainnya

Matanya jeli waspada melihat pergerakan ikan di genangan air keruh bercampur tanah. Kakinya perlahan melangkah menapaki tanah berlumpur yang terendam air. Melihatnya saja membuat lelah.

”Dari tadi menunggu belum dapat-dapat. Coba nyebur saja, siapa tahu langsung dapat (ikan),” ujar remaja berkaos biru itu.

Mat Kholil sebagai pemilik tambak ikan lele hanya bisa pasrah. Ikan lele yang dijadwalkan panen setiap dua minggu sekali itu akhirnya hanyut lepas berkeliaran.

Baca Juga :  Sempat Terkendala Hujan dan Bencana, KPU Kotim Akhirnya Selesaikan Tahapan Coklit

”Minggu 5 Mei 2024 ini harusnya dijadwalkan panen ikan dan rencananya mau tabur bibit lagi. Ternyata jaring lepas, 12 tambak ikan kebanjiran, ikannya sudah kabur, saya bisa apa? Hanya bisa pasrah saja,” kata Mat Kholil dengan wajah lesu.

Ia memperkirakan pada banjir hari pertama Senin (29/4/2024), ikan yang kabur keluar dari tambak sekitar 360 kilogram dan pada hari berikutnya diperkirakan ada 10 tambak sebanyak 3 ton ikan lele lepas akibat banjir.

Satu tambak berisi 5.000-7.000 ekor ikan lele. Setiap dua minggu sekali panen sekitar 300 kg per tambak dikali Rp 22 ribu per kilogram. ”Dari 12 tambak yang saya punya, dua tambaknya sudah panen minggu lalu. Dapat panenan 5 kuintal (500 kg), keuntungan mencapai Rp11 juta. Sedangkan, 10 tambak ikan tidak sempat dipanen. Kerugian kalau dihitung-hitung sampai Rp67,5 juta,” katanya.

Selain itu, kebun seluas 1 hektare miliknya yang ditanami singkong, ketela, kangkung dan sayur-sayuran lainnya terendam banjir yang dipastikan gagal panen.

”Tidak ada yang bisa disalahkan. Musibah banjir tidak ada yang menghendakinya. Tapi, kalau Tuhan yang maha kuasa sudah berkehendak, apa boleh buat selain ikhlas menerimanya,” katanya. (***/ign)



Pos terkait