Lamandau Sunyi Seperti Kota Mati

Lockdown Kearifan Lokalnya Berhasil

lockdown lamandau
SUNYI: Sejumlah kawasan di Kabupaten Lamandau sunyi senyap saat penerapan lockdown berbasis kearifan lokal selama 12 jam, Kamis (8/7) (ISTIMEWA/RADAR KOTAWARINGIN)

NANGA BULIK– Selama 12 jam seluruh wilayah Kabupaten Lamandau sunyi senyap, Kamis (8/7). Mirip perayaan Nyepi di Bali. Sejak pukul 06.00-18.00 WIB semua aktivitas di luar rumah ditiadakan. Jalanan lengang, hanya mobil patroli polisi, ambulans, dan petugas penanganan Covid-19 saja yang melintas sesekali. Rumah-rumah warga tertutup rapat, warung dan pertokoan tutup.

“Baru kali ini Kota Nanga Bulik benar-benar seperti kota mati. Lockdown kearifan lokalnya berhasil. Seandainya bisa 1-2 minggu seperti ini se Indonesia, korona lenyap,” ungkap salah seorang warga.

Bacaan Lainnya

Jalan-jalan masuk perkampungan juga ditutup dengan berbagai media, adapula yang secara adat ditutup dengan tali sakat pamali. Salah satu mantir adat dari Desa Bumi Aging, Edi Hermanto mengatakan bahwa tali sakat pamali tersebut dipasang sejak pukul 05.30 WIB. “Dipasang oleh mantir adat dan disaksikan oleh Ketua BPD dan Kades, dipasang di dua tempat antara masuk keluar desa di wilayah alun-alun dan perbatasan dengan Desa Arga Mulya,” ujar Edi Hermanto.

Baca Juga :  Tumpuk Material Sembarangan, Proyek Pemerintah Jadi Sorotan

Ia juga menuturkan bahwa tata cara adat pemasangan tali tersebut yakni dengan memasang tali dari rotan, memasang daun sansabak, tepung tawar, beras kuning, mandau tuak, rokok sebatang, penginangan sehilipan serta ayam untuk diambil sedikit darahnya.

Selanjutnya ada doa atau kata adat dari Mantir Adat, memohon izin kepada penguasa alam yang ada di tempat tersebut. Yakni meminta kelancaran dan doa agar masyarakat terbebas dari segala sakit penyakit, dibebaskan dari korona, rejeki dalam berusaha, sukses dalam karir dan lainnya. “Fungsinya untuk menandai bahwa tidak boleh ada yang melewati tali tersebut, terkecuali atas hal mendesak, seperti tadi ada ibu nya meninggal di kampung, petugas medis,petugas keamanan, petugas PLN,” bebernya.

Kalau dilanggar, bukan penjaganya yang memberi sanksi, tetapi alam yang akan menghukumnya karena sudah melalui ritual adat. Upacara adat tolak bala beserta pantang pamalinya ini sukses dijalankan di Kabupaten Lamandau. Baik masyarakat lokal maupun pendatang tidak ada yang berani melanggarnya. (mex/sla) 



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *