Masjid Al Falah termasuk salah satu masjid di Indonesia yang dibangun menggunakan sumbangan dana Aparatur Sipil Negara (ASN). Masjid berusia 36 tahun ini dikelola Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang diketuai Soeharto, yang pada masa itu menjabat Presiden.
HENY, Sampit | radarsampit.com
Atap plafon kayu bangkirai menjadi ciri khas masjid tua di Kota Sampit. Atap itu masih dipertahankan di Masjid Al Falah. Berlokasi di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tepatnya di Jalan Jenderal Ahmad Yani yang berada di pusat Kota Sampit.
Sebelum Masjid Agung Wahyu Al Hadi Islamic Center berdiri tahun 2015 lalu, Masjid Al Falah termasuk dalam tipologi Masjid Agung. Namun, kini Masjid Al Falah berubah tipe sebagai masjid besar yang menjadi tempat ibadah dan pusat kegiatan sosial keagamaan di wilayah Kecamatan MB Ketapang.
”Dulunya namanya Masjid Agung Al Falah, setelah ada Masjid Wahyu Al Hadi, Masjid Al Falah termasuk sebagai Masjid Besar. Tetapi, memang tulisan nama masjid di pekarangan halaman masjid belum diganti. Insya Allah nanti akan diganti,” kata Muhammad Fauzan Nurdin, Ketua Takmir dan Pengurus Masjid Al Falah saat ditemui Radar Sampit, Senin (18/3/2024).
Masjid Al Falah dibangun tahun 1987 dan diresmikan pada 24 November 1988 oleh Soeharto selaku Ketua Yayasan Amal Bakti Muslim Indonesia yang pada masa itu menjabat sebagai Presiden Indonesia kedua.
Masjid ini dibangun diatas tanah wakaf seluas 400 meter persegi dan luas bangunan 350 meter persegi dengan ukuran luasan dalam ruangan masjid 19 x 19 meter yang dapat memuat kapasitas 400 jemaah.
Sejarah pembangunan Masjid Al Falah tidak lepas kaitannya dengan Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila (YAMP) yang dibentuk pada 17 Februari 1982 berdasarkan Akta Notaris Soulaeman Ardjasasmita.
YAMP diprakarsai oleh Soeharto bersama 44 pendiri lainnya dengan tujuan mengumpulkan dana berupa infak dari anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) beragama Islam.