Melawan Lupa Bebasnya Terdakwa Bandar Besar Narkoba

Narkoba
Ilustrasi. (M Faisal/Radar Sampit)

Di sisi lain, putusan bebas itu disambut amarah publik. Aksi digelar di Pengadilan Negeri Palangka Raya. Massa dari berbagai kalangan, mendesak tiga hakim yang membebaskan Saleh dinonaktifkan. Bahkan, ada usulan agar para hakim tersebut disanksi secara adat Dayak.

Sorotan tajam memang pantas diarahkan pada tiga Majelis Hakim yang memimpin sidang. Mereka layak bertanggung jawab terhadap putusan janggal yang dikeluarkan. Pasalnya, terdakwa yang dibebaskan selama ini memang dikenal sebagai bandar dan bos besar di kawasan yang sering disebut sebagai kampung narkoba itu.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Keputusan hakim yang mengabaikan barang bukti sabu juga aneh. Padahal, ada bukti video saat kediaman Saleh digerebek. Dalam video itu, petugas jelas-jelas mendapati sebungkus besar barang yang diduga kuat sabu. Bahkan, Saleh pun dalam rekaman secara jelas mengakui barang haram itu miliknya.

Rekan senior saya yang paham hukum berpendapat, seharusnya hakim mempertimbangkan nurani dalam mengambil keputusan. Hakim juga harus bekerja dengan fakta yang tak hanya disampaikan dalam sidang.

Baca Juga :  Sudah Tua Bukannya Tobat, Kakek Biadab Perkosa Bocah Berkebutuhan Khusus

Bisa saja Hakim turun langsung ke lapangan menggali fakta lain. Hal demikian penting dilakukan agar keputusan yang dibuat benar-benar memenuhi rasa keadilan. Nurani hakim menjadi poin penting dalam setiap keputusan akhir yang dibacakan di pengadilan.

Apalagi perkara yang ditangani narkoba. Sebuah kejahatan luar biasa yang wajib diberantas sampai akarnya. Barang haram pembawa petaka yang membuat pecandunya bisa berbuat apa saja, tanpa memikirkan sesama.

Pembunuhan terhadap ibu kandung di Desa Sangai tadi hanya sebagian kecil contoh dampaknya. Ada segudang kehancuran lainnya yang bisa diakibatkan narkotika dan kawan-kawannya.

Melihat berbagai fakta itu, pernyataan besarnya, bagaimana nurani hakim yang disebut-sebut sebagai ”wakil” Tuhan di dunia? Setega itukah membiarkan narkoba terus meracuni anak-anak bangsa? Setega itukah membiarkan barang haram itu terus-terusan meracuni kehidupan kita dengan membebaskan orang yang diduga kuat bandar besarnya? Terlalu tega jika itu benar terjadi. Sungguh terlalu.



Pos terkait