Modal awalnya sekitar Rp2,5 miliar. Sampai sekarang sudah empat kali siklus panen total (satu siklus empat bulan). Hasil rata-rata panen per siklus 35-40 ton. Menurutnya, cukup tiga siklus panen sudah kembali modal dan meraup untung. Listrik menjadi salah satu faktor utama keberhasilan itu.
Tanjung Selaka Farm mempunyai lahan seluas dua hektare. Dibangun konstruksi 10 kolam produksi, ditambah dua kolam water treatment, dua kolam instalasi pengolahan air limbah (IPAL), serta sarana prasana pendukung lainnya. Ukuran kolamnya 1.500 meter persegi. Satu kolam terpasang delapan kincir air.
Ahmad menjelaskan, untuk mendistribusikan air laut ke tandon diperlukan dua pompa ukuran enam inci. Operasional semua peralatan itu memerlukan daya listrik cukup besar.
”Listrik PLN terpasang 82 kVa. Itu pun perlu penambahan daya lagi jika menambah kolam. Harapan kami, pasokan listrik PLN terpenuhi dan lebih stabil, karena kestabilan berpengaruh terhadap umur pakai peralatan seperti kincir air maupun pompa,” ujar pria yang sehari-hari dipanggil Dude itu.
Ceritanya, satu siklus panen sekitar empat bulan. Menggunakan listrik PLN dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan Rp150 juta dalam satu siklus. Pengeluaran itu jauh lebih efisien dibandingkan memakai genset. Uji coba mereka menggunakan satu unit genset 100 kVa untuk menyalakan semua peralatan menghabiskan sekitar 30 liter bahan bakar minyak (BBM) selama satu jam operasional.
Dia melanjutkan, listrik wajib menyala selama 24 jam. Jika dihitung, berarti memerlukan 720 liter BBM per hari. Dikalikan satu bulan (rata-rata 30 hari), maka memerlukan 21.600 liter.
Harga Dexlite saat ini per liter Rp18.650, sehingga biaya BBM per bulannya sekitar Rp402 juta lebih. Jika diesel operasional efektif empat bulan, menghabiskan biaya Rp1,5 miliar lebih hanya untuk BBM.
”Menggunakan listrik PLN jauh lebih hemat, sehingga keuntungan usaha lebih maksimal,” kata Ahmad Fachrudin.
Hal serupa dialami Muhammad Luthfi Aprizal. Dia termasuk penambak milenial. Usianya baru 27 tahun. Pemuda itu baru menggeluti budi daya udang vaname awal 2022. Lokasinya di Desa Sungai Damar, Kecamatan Pantai Lunci. Hingga Desember 2022, dia sudah melakukan empat kali panen parsial. Hasilnya sudah delapan ton.