Pelaku Gantung Diri Didoakan Masuk Surga

Gantung Diri
Jenazah Kadiran (81), ketika ditemukan warga dan segera dievakuasi untuk diurus pemakamannya, Rabu (9/6). (istimewa)

PALANGKA RAYA- Keputusan salah dan fatal dalam  menghadapi kehidupan akhirnya dilakukan Kadiran 81 tahun, warga Jalan Tjilik Riwut Kilometer 10 Palangka Raya. Pria renta sebatang kara yang sehari-hari hanya tinggal seorang diri di sebuah gubuk kecil itu, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menjerat lehernya, untuk gantung diri hingga kehilangan nyawa, Rabu (9/6) kemarin.

Aksi nekad itu heboh setelah seorang warga bernama Sri Pamuji (46) yang setiap hari secara sukarela mengurusi korban, melihat tubuh Kadiran terduduk lunglai. Sedangkan leher terjerat dan sudah tidak bergerak. Ternyata, dari keterangan wanita ini,  diketahui aksi itu pernah dilakukan Kadiran beberapa kali, yakni mencoba bunuh diri dengan cara minum racun. Hanya saja waktu itu berhasil diselamatkan.

Diketahui,  Kadiran memiliki sanak keluarga di Pacitan, Jawa Timur.Sehingga ia diduga melakukan aksi nekatnya itu lantaran memiliki beban hidup berat dan hanya seorang diri di Kota Palangka Raya. Terlebih, belum lama ini  ia menjadi korban lakalantas hingga bagian lengannya luka dan ia tidak bisa bergerak kemana-mana.

Baca Juga :  Pemkot Palangka Raya Ajukan Empat Raperda

Sri Pamuji juga mengungkapkan, malam hari sebelum ditemukan tak bernyawa di dalam gubuk tersebut. Dirinya sempat berbincang dan memberikan obat kepada almarhum, lantaran baru saja terluka karena lakalantas.  “Saya pertama kali melihat jenazah almarhum.Beliau biasa dipanggil dengan Mbah Ran.Keluarganya informasi berada di Pacitan, Jawa Timur. Tadi rencananya mau memberikan makanan dan obat kepada beliau, tidak tahunya malah ditemukan gantung diri,” ungkapnya.

Ia menerangkan, dirinya tiap hari memberi makanan dan obat. Menjelang mengetahui peristiwa itu, ia mengaku saat mendekati gubuk tersebut memang ada rasa tidak enak dihati. Sebab biasanya selalu ada suara dari dalam. Sampai akhirnya  ia masuk ke gubuk dan mendapati hal tak terduga. “Biasanya dari kejauhan ada suara, tetapi tadi tidak ada,  makanya ada perasaan tak enak. Nah pas masuk melihat beliau sudah terduduk dengan leher terjerat tali rapia. Padahal malam tadi, saya sudah pesan,  pagi agar minum obat,  tidak tahunya beliau meninggal,” cetus Sri.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *