”Ada tujuh rumah yang hangus dan satu rumah milik Umi Hairiyah terkena imbas kebakaran di bagian dapurnya. Dua unit kendaraan tosa dan pikap milik Ichsan Ali yang diparkir dekat titik api juga hangus, tidak sempat diselamatkan,” kata Rudi Setiawan, Lurah Baamang Hulu yang pakaiannya terlihat basah karena ikut membantu memadamkan api.
Rudi mengimbau semua warga agar lebih berhati-hati menggunakan api yang dapat memicu kebakaran. ”Apalagi saat ini umat muslim masih melaksankaan ibadah puasa Ramadan dan minggu depan sudah Lebaran,” ujarnya.
Pihaknya akan menyediakan posko pengungsian di halaman rumah Ketua RW 20 dan kembali mengaktifkan pos kamling dan tim peduli api wilayah Baamang. ”Posko untuk sementara akan disiapkan di depan rumah Ketua RW. Sementara ini kami masih menghitung jumlah rumah yang terbakar dan untuk jumlah kepala keluarga (KK) yang terbakar masih terus kami lakukan pendataan agar dapat ditindaklanjuti pemerintah dalam penyaluran bantuan kebutuhan bahan pokoknya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kotim Hawianan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran DPKP Kotim Agus Wahyudi mengatakan, setelah menerima laporan warga, pihaknya langsung menurunkan enam unit mobil pemadam kebakaran dan menurunkan personel sebanyak tiga peleton. Setiap peleton terdiri 25-28 anggota pemadam.
Pantauan Radar Sampit, proses pemadaman juga ditangani lebih cepat dibandingkan kejadian kebakaran di Gang Simpati dan Gang Kaca Piring pada Rabu (5/4) lalu. Hal itu dikarenakan akses jalan dapat dilalui mobil unit kebakaran dan proses pemadaman dibantu relawan Pemadam Api Ketapi, PMI, dan relawan Baamang. Selain itu, sumber air sangat dekat karena berada persis di pinggiran Sungai Mentaya.
”Proses pemadaman dilakukan kurang lebih satu jam. Setelah pemadaman selesai, kami akan menurunkan tim untuk melakukan investigasi kejadian. Untuk sementara kebakaran yang terjadi diduga akibat korsleting listrik,” ujar Agus Wahyudi. (hgn/ign)